Besok RI-Jepang Teken MoU Kereta Cepat Jakarta-Surabaya
Jakarta – Jepang telah dipastikan bakal menggarap megaproyek Kereta Kencang Jakarta-Surabaya, hal ini dikonfirmasi dengan adanya agenda Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) oleh pemerintah melalui Kementerian Perhubungan dengan Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) pada selasa (28/9) besok.
"Besok kita akan tanda tangan dengan pemerintah Jepang MoU untuk kereta kencang Jakarta-Surabaya," kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi
Menteri Budi juga menyampaikan beberapa waktu ini pihak Jepang bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah melakukan studi kelayakan atau feasibility study (FS) untuk pembangunan megaproyek Kereta Kencang Jakarta-Surabaya tersebut.
Selain itu, dalam proses pembangunan nya nanti Menteri Budi juga menyampaikan persyaratan salah satunya adalah pemanfaatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk proyek Kereta Kencang Jakarta-Surabaya ini dapat memaksimalkan minimal 40% penggunaan TKDN.
"Ya memang TKDN kita maunya minimal 40%, kalau bisa lebih ya, tapi nggak tahu nanti seperti apa. Pembangunan itu tidak hanya semata-mata membangun tetapi ada konten TKDN itu harus kita minta lebih tinggi," kata Menteri Budi
Menteri Budi menjelaskan untuk penyediaan prasarana Kereta Kencang Jakarta-Surabaya sebenarnya sudah banyak hal yang dapat dikerjakan oleh Indonesia. Namun ia juga menyampaikan untuk pembangunan rel, Indonesia masih belum begitu mampu mengerjakannya. Selain itu untuk rolling stock (rangkaian kereta) akan dirakit di Jepang, namun Menteri Budi meminta untuk keterlibatan Indonesia dalam pembuatannya.
"Rolling stock itu cuma 20% dari total investasi, sebagian kita bisa laksanakan. Bahkan saya usulkan kalau bisa ada satu perakitan yang ada di Indonesia ya, bukan kita terima utuh dari Jepang," tambahnya.
Pembangunan Kereta Kencang Jakarta-Surabaya ini akan mulai dilaksanakan pada 2021 mendatang. Nantinya setelah kereta ini beroperasi nanti, waktu tempuh Jakarta-Surabaya akan terpangkas cukup banyak, dengan hanya 5,5 jam dengan kecepatan maksimal di 160 km/jam.
Pembangunan proyek transportasi tersebut diperkirakan berlangsung selama tiga tahun. Dengan begitu, proyek tersebut diprediksi rampung di 2024.