Dibangun 2020, Begini Rencana Pembangunan Jembatan Batam-Bintan
Jakarta – Pemerintah telah memutuskan untuk mulai membangun Proyek Jembatan Batam-Bintan (Babin) pada tahun 2020 nanti. Hal ini sebagaimana seperti yang disampaikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono. Untuk saat ini proses pembangunan jembatan tersebut sudah masuk tahap studi.
"Saya mau ke sana, sambil melihat jalurnya jembatan itu. Tapi sudah diputuskan presiden untuk dibangun. Studi nya diharapkan selesai mudah-mudahan tahun ini yah," jelas Menteri Basuki
Menteri Basuki menyampaikan perkiraan biaya pembangunan jembatan diperkirakan sebesar Rp 3 triliun sampai Rp 4 triliun, namun angka pastinya biaya pembangunan jembatan ini masih akan bergantung pada hasil desain yang saat ini sedang disusun.
Untuk skema pembiayaan nantinya disiapkan tidak hanya mengandalkan dana APBN tapi juga tidak menutup kemungkinan sektor swasta dapat ikut serta dalam pembiayaan pembangunan Jembatan Batam-Bintan ini melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU)
“Makanya dilihat FS-nya (studi kelayakan), nanti detail desainnya bisa nggak di KPBU-kan. Kebetulan Dubes Indonesia di Singapura datang ke sini untuk urusan lain. Saya iseng nanya saja karena Singapura sekarang sudah bikin Changi ya kan, terminal 5 yang sudah intermoda sampai ke Bintan," Kata Menteri Basuki
Nantinya jika skema KPBU diterapkan, maka pengoperasian jembatan Batam-Bintan ini akan sebagai jalan tol. Namun jika menggunakan dana dari APBN maka akan disesuaikan sebagai jalan raya biasanya.
Perlu diketahui, jembatan ini bakal menjadi yang terpanjang di RI. Pasalnya saat ini jembatan terpanjang yang sudah berdiri tegak di wilayah NKRI adalah Jembatan Suramadu. Megastruktur tersebut menghubungkan antara Surabaya dengan Madura dengan total jarak 5,43 Km.
Berbeda dengan Suramadu yang hanya menyambungkan dua daratan, jembatan Batam-Bintan (Babin) akan melewati empat pulau, yaitu Tanjung Taluk, Pulau Ngenang, Tanjung Sauh, dan Lobam. Panjangnya sekitar 6,5 Km