Gandeng Asiana, DKI Bangun Taman Lebih Bagus dari Kalijodo
Jakarta - Satu lagi taman terbuka akan dibangun pemerintah provinsi DKI Jakarta di kawasan jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, dan ditargetkan akan memiliki fasilitas lebih lengkap dari Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo yang baru saja diresmikan.
Taman yang diberi nama TB Simatupang (TBS) Park ini memanfaatkan lahan seluas 1 hektare, dan dibangun lewat kerjasama antara pemprov dengan pengembang Asiana Group melalui program corporate social responsibility (CSR).
"TBS Park itu bukan sekadar pemenuhan ruang terbuka hijau (RTH) yang sangat dibutuhkan DKI Jakarta, melainkan juga sebagai wahana interaksi sosial bagi warga sekitar, khususnya anak-anak, dan anak muda atau Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Nanti untuk selanjutnya mereka (pengembang) yang akan mengelola," ujar Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat menghadiri acara syukuran dimulainya pembangunan TBS Park di Jakarta, Senin (17/4).
"Saya mau warga Jakarta sehat, untuk itu diperlukan RTH yang bisa digunakan sebagai sarana berolahraga. Sedangkan, Jakarta itu masih sangat kekurangan taman bermain, taman olahraga, tempat bersosialisasi. Jadi, saya sangat mendukung inisiasi pengembang untuk membangun TBS Park."
Berdasarkan data Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Jakarta memiliki 3.131 RTH, yang berupa taman kota, taman lingkungan, taman interaktif, dan juga jalur hijau jalan. Jakarta Selatan masih membutuhkan sekitar 20% lagi untuk mencapai target RTH sesuai peraturan pemprov. Hingga akhir 2016, Jakarta Selatan telah memiliki 780 RTH, atau peringkat kedua terbanyak setelah Jakarta pusat (913 RTH).
Loemongga Haoemasan, Presiden Direktur Asian Group, mengatakan TBS Park ditargetkan selesai dan siap digunakan pada awal 2018.
"Selain berfungsi menyeimbangkan udara kota, ruang terbuka hijau juga menjadi area publik yang Semakin dibutuhkan sebagai sentra interaksi sesama warga. TBS Park ini akan mulai dibangun setelah lebaran 2017 dan akan selesai dan bisa digunakan pada awal 2018," kata Loemongga.
"Untuk anggaran pembangunan RTH TBS Park ini sendiri belum final namun kami perkirakan tidak lebih dari Rp 10 miliar, kurang lebih anggarannya sama seperti pembangunan taman Kalijodo waktu lalu."
Nilai konstruksi TBS Park sekitar Rp 7 miliar di luar investasi lahan seluas 1 hektare.
TBS Park diproyeksikan lebih baik daripada RPTRA Kalijodo karena nantinya taman ini akan memiliki fasilitas bermain yang lebih lengkap, seperti arena skateboard, arena panjat dinding dengan asistensi dari pemanjat Wanadri, plaza serbaguna, masjid, ruang laktasi, perpustakaan, amphitheater, taman toga, dan lain-lain.
TBS Park dirancang oleh arsitek terkemuka Yori Antar.
"TBS Park merupakan pelajaran dari Kalijodo. Tidak hanya buat arsitek, juga Pemprov DKI, pengelola, pengembang, dan masyarakat. Ini merupakan penyempurnaan dari Kalijodo. Saat ini kota Jakarta terus berkembang semakin padat dan semakin sesak, dan ruang publik ternyata sangat minim," papar Yori.
"Konstruksi TBS Park dibuat berbentuk heksagonal yang berkonsep struktur knockdown, dengan bangunan atap transparan serta dilengkapi dengan jalur pedestrian melayang atau skywalk. Ada juga fasilitas baru yakni permainan tradisional, yang diharapkan membantu melestarikan kekayaan budaya bangsa."
Yori menambahkan setiap taman memiliki tantangan tersendiri dan ciri khas, misalnya struktur di RPTRA Kalijodo dinilai sulit untuk ditanami pohon, berbeda dengan struktur taman TBS Park nantinya yang dinilai mudah untuk ditanami banyak tumbuhan sehingga akan memperbaiki udara di Jakarta Selatan.
Rencana pembangunan taman kota ini disambut baik Lurah Jati Padang Noviant Wijanarko.
"Bagi kelurahan Jati Padang, RTH TBS Park Adalah RTH yang kedua setelah RTH-RPTRA Seruni atau dikenal dengan RTH-RPTRA Jati Padang. Kami berharap warga kelurahan Jati Padang bisa memanfaatkan RTH ini seoptimal mungkin secara positif, mulai dari kegiatan ekonomi lewat PKK Mart, sampai aktivitas seni maupun berolahraga," kata Noviant.