IIF Siap Danai Proyek Infrastruktur Rp15 Triliun
JAKARTA—Lembaga pembiayaan Indonesia Infrastructure Finance (IIF) siap mendanai proyek infrastruktur tanah air senilai Rp15 triliun sepanjang 2017.
Presiden Direktur PT IIF Arisudono Soerono menargetkan pertumbuhan pembiayaan di sektor infrastruktur tahun ini meningkat 50% dibandingkan tahun sebelumnya. Dia menyatakan sepanjang 2016, institusinya telah mengucurkan total pendanaan sebesar Rp10 triliun Ilustasi kegiatan konstruksi di Jakarta Timur - Reuters/Garry Lotulung
Nilai kucuran itu, merupakan komitmen pembiayaan yang murni dilakukan oleh institusinya yang biasanya diperbolehkan mendanai maksimal sebesar 35% dari total nilai investasi suatu proyek.
“Kalau secara keseluruhan dengan perbankan lain secara bersama-sama tentu saja akan lebih besar. Tapi kami sebagai katalis boleh mendanai 35% nilai proyek. Untuk memperbesar kapasitas kami pun sia mengajak teman-teman lembaga pembiayaan lain untuk mendanai proyek infrastruktur tahun ini,”ujarnya kepada Bisnis Rabu (4/1/2017)
Ari memaparkan pada tahun ini, institusinya akan banyak melakukan pendanaan di sektor transportasi, jalan, pengairan, air minum air limbah, telekomunikasi, ketenagalistrikan dan migas. Apalagi baru-baru ini institusinya juga mengucurkan pendanaan bagi sektor air minum, SPAM Umbulan senilai Rp550 miliar
Menurutnya infrastruktur jalan dan air minum merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu partisipasi swasta dalam pembangunan infrastruktur dasar tersebut patut didukung. Apalagi dengan pemberian penjaminan pemerintah.
Menurut data IIF, secara kumulatif hingga tahun ini portofolio komitmen pendanaan paling banyak masih akan dilakukan bagi sektor telekomunikasi dengan komposisi 33%, minyak dan gas 25% serta jalan tol 19%. Sedangkan dari sisi portofolio investasi pinjaman dan ekuitas, sektor power plant mendominasi sebesar 45% diikuti oleh jalan tol sebesar 25%, serta 22% telekomunikasi.
Di sektor jalan tol, IIF telah melakukan pembiayaan dengan 20 perbankan dan lembaga pembiayaan lain dalam pembangunan jalan tol Cikopo Palimanan dengan nilai investasi Rp 12,5 triliun.
Sebelumnya IIF S juga telah diberikan fasilitas pembiayaan sindikasi IFC, anggota dari Grup World Bank, bersama dengan Australia ANZ Banking Group Ltd (ANZ) sebesar 150 juta dolar AS. Fasilitas pembiayaan ini ditujukan untuk meningkatkan akses finansial pada pendanaan infrastruktur yang akan membantu percepatan pertumbuhan ekonomi dan lebih jauh turut menciptakan lapangan pekerjaan di Indonesia.
Pendirian IIF merupakan salah satu elemen penting di dalam pengembangan strategis oleh Pemerintah Indonesia bersama dengan mitra dari lembaga keuangan internasional untuk mengatasi hambatan arus investasi swasta di sektor infrastruktur. Sebagai badan usaha berorientasi komersial, IIF menyediakan produk fund based seperti pinjaman jangka panjang, produk non-fund based seperti penjaminan serta layanan lainnya yang berkaitan dengan proyek infrastruktur.
IIF diharapkan akan berkembang menjadi repositori nasional dalam menggalang pengalaman dan keahlian yang berkaitan dengan pengembangan dan pembiayaan proyek-proyek infrastruktur yang layak, termasuk proyek-proyek yang berbasis Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS).
IIF didukung oleh Pemerintah dan Lembaga-Lembaga multilateral dunia yang tercermin dalam kepemilikan saham IIF, yakni Pemerintah Indonesia melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI) bersama dengan Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC), Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft mbH (DEG) dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC). Disamping itu IIF juga mendapat dukungan pinjaman dari Bank Dunia (World Bank) dan ADB.