Infrastruktur di Kalimantan Gencar Dikembangkan
Balikpapan - Pemerintah sepakat melakukan penyebaran pusat pertumbuhan ekonomi di Kalimantan. Salah satunya dengan mengembangkan berbagai infrastruktur yang terintegrasi.
Adapun pengembangan infrastruktur ini merupakan hasil yang diputuskan dalam rapat koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
"Kalau kita lihat rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 5 tahun berada di atas 5 persen, tapi kalau kita lihat pertumbuhan ekonomi Kalimantan tahun 2015 pertumbuhannya 1,4 persen dan tahun 2016 2 persen. Untuk itu, kami perlu lakukan diversifikasi struktur ekonomi," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, dalam rakor pemerintah pusat dan pemerintah daerah, di Hotel Gran Senyiur, Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (14/7/2017).
Hal itu dilakukan agar pertumbuhan perekonomian tidak fluktuatif. Dimana pertumbuhan ekonomi membaik ketika harga komoditas dunia baik, begitu pula sebaliknya.
Salah satu langkah realisasi diversifikasi dengan mengembangkan infrastruktur. Fokusnya, pengembangan Pelabuhan Terminal Kijing di Kalimantan Barat dan Pelabuhan Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta di Kalimantan Timur.
Kemudian pengembangan tiga proyek strategis nasional Bandara di Sebatik Kaltara, Tjilik Riwut Kalimantan Tengah, dan Syamsuddin Noor Kalimantan Selatan, serta pengembangan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional Tanah Kuning di Kalimantan Utara.
"Yang perlu dilakukan adalah memperkuat pembangunan infrastruktur dasar daerah, terus mengembangkan investasi sumber daya manusia yang terampil, dan memperkuat tata kelola birokrasi," kata Agus.
Kebijakan lain yang perlu dilaksanakan adalah mengoptimalkan berbagai potensi sektor ekonomi daerah, baik melalui diversifikasi vertikal dengan hilirisasi industri bauksit dan kelapa sawit.
Diversifikasi secara horizontal dilakukan dengan pengembangan sektor ekonomi lain seperti sektor pariwisata dan sektor maritim. Selanjutnya adalah dengan mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri secara terpadu.
"Untuk di Kalimantan, pengembangan infrastruktur tenaga listrik juga perlu dilakukan melalui pemanfaatan cadangan batubara dan sumber tenaga air," kata Agus.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan kondisi perbaikan, ke depan diperkirakan pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi Indonesia antara 5-5,4 persen.
Sejauh ini, 81 persen kontribusi pertumbuhan ekonomi untuk Indonesia, berasal dari Pulau Jawa dan Sumatera. Sementara itu, Kalimantan hanya memberi kontribusi sebesar 8 persen untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal itu disebabkan karena ketergantungan Kalimantan terhadap sumber daya alam.
Berdasarkan data dari Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi Kalimantan pada triwulan I 2016 meningkat 1,97 persen. Pertumbuhan ini sangat rendah untuk ukuran nasional.
Kemudian pada triwulan II turun 1,62 persen, pada triwulan III meningkat 2,21 persen, dan triwulan IV meningkat 2,22 persen. Pertumbuhan ekonomi triwulan I 2017 meningkat 4,92 persen.