Jembatan Bulungan-Tarakan Bisa Berkonstruksi Baja Ringan
Tanjung Selor - PT Wijaya Karya (Wika) Persero Tbk rencananya akan terlibat dalam pembangunan jembatan Bulungan-Tarakan. Hal ini dikuatkan pernyataan Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie yang mengatakan akan bertemu dengan Direktur Utama PT Wika Bintang Perbowo, di Tanjung Selor, Selasa 1 Agustus hari ini.
Irianto mengatakan, PT Wika sejak awal berminat membangun beberapa infrastruktur di Kalimantan Utara berkolaborasi dengan investor asing. "Mereka ingin ikut berpartisipasi. Kalau misalnya jadi seperti jembatan Bulan (Bulungan-Tarakan), Kawasan Industri Tanah Kuning, dan PLTA. Jadi besok Dirutnya datang," beber Irianto kepada Tribun, Senin (31/7).
Keinginan PT Wika menggarap proyek strategis di Kalimantan Utara muncul sejak menjadi sponsor pelaksanaan Kaltara Investment Forum (KIF) di Jakarta bulan Maret lalu, bersama Sarawak Energy Berhad, dan Pro Jokowi atau Projo.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kalimantan Utara Dian Muhammad Johan Johor Mulyadi menambahkan, menggarap mega proyek Jembatan Bulan, PT Wika akan menggandeng investor Prancis, PT Matiere Bridge Building.
Matiere Bridge Building kata Dian Muhammad Johan sudah terlibat dalam pembangunan jembatan untuk keperluan militer, sejak tahun 1930. Saat ini mereka telah menggunakan teknologi mutakhir dalam kegiatan konstruksinya. Bahkan temuan teranyar investor Prancis tersebut ialah penggunaan baja yang beratnya 30 persen lebih ringan dari besi baja pada yang diproduksi konvensional saat ini.
"Yang akan diujicobakan pertama kali nanti adalah di Kalimantan Utara ini, untuk pembangunan jembatan Bulan. Kenapa Matiere ini dijagokan Wika, karena besi baja mereka beratnya 30 persen lebih ringan," sebutnya.
Besi baja itu pun lanjutnya bisa diproduksi di Kalimantan Utara, dan diharapkan menjadi cikal bakal pembuatan industri besi baja ringan di Tanah Air. "Jadi selain Jembatan Bulan, mereka juga tertarik masuk di kluster Kawasan Industri Tanah Kuning," sebutnya.
Hebatnya, masa pembangunan Jembatan Bulan dengan komponen besi baja ringan kata Dian Muhammad Johan bisa lebih ringkas, hanya butuh 50 menit untuk konstruksi jembatan sepanjang 1 kilometer.
"Itu tinggal dihubung-hubungkan seperti permainan lego. Mungkin yang lama nanti itu adalah tiang pancangnya saja. Dan konsep pancangnya itu, mengitari pulau-pulau kecil untuk menghindari kerusakan ekosistem bakau, tambak, dan lahan masyarakat," sebutnya.
Dalam pertemuan awal di Kantor Gubernur kemarin, kata Dian Muhammad Johan, sedang dibahas rencana komitmen kerjasamanya. "Mudah-mudahan besok (hari ini) kita harapkan ada penandatanganan MoU antara Pak Gubernur dengan Direktur PT Wika Pak Bintang Perbowo," ujarnya. (*)
Bentang Jembatan Sekitar 3 Kilometer
Kepala Dinas PUPR Perkim Kalimantan Utara Suheriyatna, sebelumnya mengatakan, pemprov sudah menyelesaikan feasibility study (studi kelayakan) jembatan. Dengan beberapa pertimbangan, baik dari sisi ekologi, ekonomi, sosial, dan pembiayaan akhirnya dipilih bentang pulau Tarakan, pulau Sadau, pulau Payau dan Liagu sebagai opsi. "Bentangnya kurang lebih 3 kilometer nantinya," tuturnya.
Selain jembatan adapula ruas jalan koridor yang mesti dibangun untuk menembuskan beberapa kabupaten dengan Kota Tarakan. Seperti ruas jalan koridor Bulungan-Tarakan yang direncanakan memiliki panjang kurang lebih 130 kilometer dengan 8 (delapan) buah jembatan (total bentang 8,39 kilometer) pada ruas Tanjung Selor-Ancam-Tarakan.
Sedang ruas Tanjung Selor-Sekatak Buji-Tarakan memiliki panjang 250 kilometer dengan 6 buah jembatan (total bentang 6,09 kilometer) sebagai akses jalan dari Nunukan, Malinau, Tana Tidung menuju Tarakan.
Merealisasikan jalan-jalan koridor lengkap dengan jembatan-jembatan penghubung tersebut diperkirakan membutuhkan dana sekira Rp 18 triliun, sebagaimana usulan pembiayaan yang disampaikan Pemprov Kalimantan Utara kepada Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas di tahun 2014 lalu era Andrinof Chaniago.