Kemen PUPR Rencanakan Bangun Pengolahan Air Limbah di Sungai Jakarta
Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana membangun sistem pengolah air limbah domestik yang sudah lama mencemari sungai di DKI Jakarta, rencana dari pembangunan proyek yang disebut juga sebagai Jakarta Sewerage System (JSS) ini akan dimulai pada akhir tahun 2019 nanti.
Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Danis H. Sumadilaga menyampaikan untuk proyek JSS saat ini masih dalam penyiapan desain untuk zona 1 dan zona 6. Semula Detail Engineering Desain (DED) untuk zona 1 diprediksikan rampung pada akhir Maret 2019 ini, namun ternyata mengalami sedikit keterlambatan dalam progres nya. DED ini akan menjadi pedoman pelaksanaan lelang pekerjaan fisik.
“DED nya masih dalam proses. Akhir tahun ini kami harapkan bisa mulai konstruksi setelah lelang 6 bulan,” jelas Danis
Proyek pengolahan air limbah domestik ini menjadi salah satu strategi Dirjen Cipta Karya dalam melakukan penyediaan air bersih dan sanitasi yang sehat. Dengan target prioritas dalam 5 tahun kerja, Danis mengharapkan DKI Jakarta dan wilayah lain di Indonesia dapat terakselerasi dalam penyediaan air besih dan sanitasi.
“Ini kami prioritaskan. Khusus tahun ini ada penambahan 2% - 3%. Kami berharap dengan reorganisasi ini pelaksanaan bisa mempercepat,” kata Danis
Untuk pembangunan pembangunan sistem pengolahan air limbah domestik ini, zona 1 dan zona 6 adalah dua zona prioritas dari total 15 zona yang akan dilakukan pengolahan air limbah Jakarta. Untuk pendanaan akan berasal dari pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan total pinjaman sebesar 903,6 juta US Dollar.
Perlu diketahui untuk Proyek JSS ini memiliki peran penting dalam meningkatkan cangkupan wilayah pengolahan air limbah yang saat ini hanya mencapai 4% dengan tingkatan pencemaran Biological Oxygen Demand (BOD) sebesar 84 mg/l.
Dengan pembangunan zona 1 dan 6 diprediksikan akan meningkatkan cangkupan pelayanan air limbah Jakarta menjadi 20%, namun jika 15 zona pengolahan limbah sudah beroperasi dapat melayani cangkupan 90% dan diharapkan beroperasi pada tahun 2035.