Konstruksi Kereta Cepat Siap Dimulai
Jakarta - Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung mulai menunjukkan kemajuan. Kegiatan konstruksi kereta cepat yang bakal mempersingkat jarak tempuh Jakarta-Bandung menjadi sekitar 30 menit, segera dilakukan.
Kemarin PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menandatangani kontrak kerja sama dengan High Speed Railway Contractor Consortium (HSRCC) untuk menggarap megaproyek tersebut. Langkah ini menjadi jalan agar dana pinjaman USD4,7 miliar dari China Development Bank (CDB) cair. Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Hanggoro Budi menuturkan, penandatanganan kontrak kerja sama dengan HSRCC ini merupakan salah satu tahap menuju pembangunan konstruksi kereta cepat.
Setelah ini KCIC selaku penanggung jawab proyek akan segera merealisasikan proyek kereta cepat pertama di Indonesia tersebut. “Kontrak kerja sama ini merupakah salah satu persyaratan CDB mencairkan dananya, jadi kami harus segera menuntaskan dengan CDB supaya bisa segera clear,” kata Hanggoro di Jakarta kemarin. PT KCIC merupakan konsorsium antara BUMN China dengan BUMN Indonesia yang menggarap proyek kereta cepat Jakarta- Bandung. BUMN China dalam hal ini diwakili China Railway International dengan saham 40%, sementara BUMN Indonesia dengan saham 60% diwakili empat BUMN, yaitu PT Kereta Api Indonesia, PT Wijaya Karya, PTPN VIII, dan PT Jasa Marga.
Peletakan batu pertama proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Januari 2016 di kawasan Walini, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Berdasarkan desain proyek, kereta ini akan melintasi jalur sepanjang _ 142,3 kilometer (km). Sejumlah pihak sebelumnya menentang keras pembangunan moda transportasi massal ini karena dianggap tak menguntungkan. Hanggoro menjelaskan, proses perjanjian kerja sama antara KCIC dan HSRCC ini juga sebagai tindak lanjut kesepakatan yang sebelumnya dilakukan Presiden Jokowi dan Presiden Xi Jinping._
Penandatanganan kontrak kerja sama antara kedua konsorsium ini menandakan pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bisa dimulai dengan tahap design, pengadaan, hingga dilanjutkan untuk konstruksi (engineering, procurement and construction/ EPC). Perkembangan sejauh ini, kata Hanggoro, KCIC berupaya menyelesaikan sebagian perizinan dan penetapan badan usaha hingga izin analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Adapun untuk desain telah diselesaikan.
”Hari ini merupakan tonggak sejarah Indonesia dan mudah-mudahan ini dapat menjadi awal yang bagus, bisa selesai tepat waktu, tepat kualitas dan sesuai dengan apa yang diharapkan Presiden dan masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Acara penandatanganan berlangsung di kantor PT Wijaya Karya. Hadir juga Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki, Duta Besar Republik Rakyat China untuk Indonesia Xie Fen, dan Staf Ahli Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sahala Lumban Gaol. Menurut Sahala, Kementerian BUMN mengapresiasi penandatanganan kontrak itu dan berharap proses konstruksi bisa segera dilakukan. Dia juga menginginkan agar pengerjaan konstruksi sebisa mungkin menggunakan produk lokal. ”Selain itu dalam hal sumber daya manusianya juga diharapkan berimbang antara kontraktor Indonesia dan China,”kata dia. (kmj)
(rhs)