Mulai Operasi Oktober 2019, PLTU Jawa 7 Hemat 1 Triliun per Tahun
Banten - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) IPP Jawa 7 di Bojonegara, Banten beroperasi mulai Oktober 2019. Beroperasinya PLTU tersebut diyakini bakal membuat PT PLN (Persero) mampu berhemat Rp 1 triliun per tahun. Hal ini dikarenakan penggunaan teknologi terbaru hngga kapasitas pembangkitan yang besar.
Adapun PLTU Jawa 7 digadang-gadang menjadi pembangkit batu bara terbesar dan pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi boiler Ultra Super Critical (USC). Teknologi USC dapat meningkatkan efisiensi pembangkit 15% lebih tinggi dibandingkan non USC sehingga menurunkan biaya bahan bakar.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PLN, Haryanto WS. Menyampaikan proyek ini mampu menghemat produksi dikarenakan listrik yang dihasilkan akan cenderung lebih murah, dengan kapasitas PLTU ini mencapai 2x1.000 megawatt (MW).
“PLTU Jawa 7 merupakan bagian dari perwujudan nyata program pemerintah dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 35 ribu MW, kita harapkan pengoperasian PLTU Jawa 7 akan menjadi kado bagi masyarakat Indonesia,” kata Haryanto.
Selain itu, dengan kapasitas yang besar, biaya pokok penyediaan (BPP) akan semakin dapat ditekan. Adapun BPP PLTU Jawa 7 adalah senilai US$4,2 sen per kWh atau sekitar Rp600 per kWh. Nilai tersebut jauh lebih rendah dibanding BPP PLTU lama yang mencapai US$5 sen hingga US$6 sen per kWh.
Di samping itu, nantinya pemanfaatan listrik di Jawa bagian barat tidak terlalu bergantung suplai listrik dari wilayah timur Jawa. Dia mengatakan, selama ini Jawa bagian barat menerima transfer listrik dari timur sekitar 2.500 MW. Nantinya itu berkurang seiring beroperasinya PLTU Jawa 7.
"Selama ini Jawa Barat menerima transfer dari timur 2.500 megawatt. Maka dengan beroperasinya ini transfer dari timur bisa berkurang," tambahnya
Sebelumnya PLTU Jawa 7 di groundbreaking pada 5 Agustus 2017 oleh Presiden RI Joko Widodo. Hingga saat ini progress pembangunan pembangkit unit 1 mencapai 99,08 persen per Mei 2019. Nantinya daya pembangkit akan disalurkan untuk memperkuat sistem interkoneksi Jawa-Bali melalui jaringan Suralaya-Balaraja 500 kV.
Diharapkan segala proses pembangunan PLTU Jawa 7 ke depannya dapat berjalan lancar. Ini diharapkan mendukung PLN dalam memenuhi kebutuhan listrik pelanggan sekaligus menopang pertumbuhan ekonomi nasional.