Pembangunan Bendungan Kuningan Capai 48%
Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mendukung ketahanan pangan, energi dan air nasional melalui pembangunan 65 bendungan dalam periode 2015-2019 yang terdiri dari penyelesaian 16 bendungan lanjutan dan 49 bendungan baru, pembangunan 1 juta hektar jaringan irigasi baru dan rehabilitasi 3 juta hektar jaringan irigasi.
Salah satunya yang dilakukan di pantai utara (Pantura) Provinsi Jawa Barat, yang selama ini dikenal sebagai lumbung pangan nasional, Kementerian PUPR membangun Bendungan Kuningan yang terletak di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Kuningan.
Pada hari Selasa lalu, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) melakukan pengalihan aliran Sungai Cikaro, anak Sungai Cijalengkok ke saluran pengelak Bendungan Kuningan sebagai tanda dimulainya tahap pekerjaan pembangunan pondasi bendungan utama.
Pengalihan aliran sungai tersebut secara resmi dilakukan dengan ditandai oleh penekanan sirene oleh Kepala Pusat Bendungan Kementerian PUPR Ni Made Sumiarsih yang mewakili Dirjen SDA Imam Santoso bersama Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung Charisal Akdian Manu dan Asisten Pembangunan Setda II Kabupaten Kuningan Dadang Suparman.
Turut hadir pada kesempatan tersebut antara lain Ketua DPRD Kabupaten Kuningan Rana Suparman dan Kepala Balai Bendungan Bastari.
"Secara progres konstruksi bendungan, saat ini telah mencapai 48%," kata Ni Made Sumiarsih dalam keterangan tertulisnya, Rabu (24/5/2017).
Dalam proses pengadaan lahan, Kementerian PUPR bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Kuningan, serta Perhutani.
Daerah genangan bendungan Kuningan ini meliputi 5 desa dan 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Cibeureum (Desa Randusari, Desa Kawungsari, Desa Sukarapih) dan Kecamatan Karangkencana (Desa Tanjungkerta dan Desa Simpay Jaya) Kabupaten Kuningan. (dna/mkj)