Pemerintah Akan Bangun Pelabuhan Besar di Kawasan Labuan Bajo
Jakarta – Pemerintah berencana akan membangun pelabuhan logistik besar untuk di Kawasan Labuan Bajo, hal ini ditujukan agar dapat memisahkan antara pelabuhan penumpang dan logistik. Saat ini telah ada 1 pelabuhan yang beroperasi di Kawasan Terpadu Marina Labuan Bajo. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyampaikan pembangunan pelabuhan ini akan dikhususkan untuk logistik atau multipurpose di wilayah Wae Kelambu, Labuan Bajo dan direncanakan rampung pada Desember 2020.
"Kita harapkan Desember 2020 selesai, supaya (pelabuhan) di sini (Kawasan Terpadu Marina Labuan Bajo) bisa difungsikan secara lebih masif untuk kegiatan penumpang. Penumpang berarti penumpang lokal dan turis," kata Menteri Budi, dikutip dari detik.com
Menteri Budi menjelaskan pembangunan pelabuhan ini guna mendukung program pemerintah untuk menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas di Indonesia.
"Nah dari identifikasi yang kita lakukan waktu itu dengan Bapak Presiden (Joko Widodo), kita lihat bahwa ada satu tempat yang begitu potensial, begitu indah tapi ada tumpang tindih fungsi ya, fungsi penumpang dan fungsi logistik, di mana itu? di Labuan Bajo. Jadi kalau kita lihat dari atas indah sekali tapi kalau kita dari dekat ada kegiatan-kegiatan logistik,"jelas Menteri Budi
Selain itu, Menteri Budi juga menjelaskan dengan dipisah nya pelabuhan untuk bongkar muat logistik dengan pelabuhan penumpang akan membuat efisiensi waktu dan pekerjaan di masing-masing lokasi. Rencana lokasi pelabuhan logistik ini akan dibangun dengan jaraknya 19 menit dari Bandara Komodo dan 30 Menit dari Pelabuhan Labuan Bajo.
"Oleh karenanya Pak Presiden perintahkan pisahkan antara logistik dengan penumpang. Cari lokasi kita dapat di Waikelambu. Pelindo III membebaskan tanah tapi konstruksi dari APBN,"Kata Menteri Budi
Pelabuhan logistik ini akan dibangun dengan kapasitas 100.000 TEUs yang dikelola oleh PT Pelindo III (Persero) dengan sistem pengerjaan multiyear dengan tahap awal direncanakan rampung pada Desember 2020 dan menghabiskan biaya investasi sebesar Rp 200 miliar.
"Iya jadi tanahnya diserahkan ke pemerintah, pemerintah membangun, nanti kita serahkan konsesi kepada Pelindo III 30 tahun. Jadi kerja sama,"jelas Menteri Budi