Pemerintah Lakukan Uji Beban Tol Jakarta-Cikampek Elevated
Jakarta – Pengujian terhadap daya tahan beban ruas Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Elevated telah dimulai sejak malam (23/9) kemarin. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono yang menyampaikan terdapat 2 uji beban yang dilaksanakan Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) yakni Uji Statis dan Uji Dinamis.
Pengujian tersebut dilakukan pada span dengan panjang 75 meter oleh 16 truk dengan masing-masing memiliki bobot 16 ton. Menteri Basuki menyampaikan uji beban yang dilakukan ini merupakan bagian krusial yang perlu dijamin keamanannya, serta harus dipastikan batas beban yang dapat dilalui pada ruas jalan layang terpanjang di Indonesia ini.
" Kita seperti yang hari kami lalu malam ini sesuai dengan rencana melakukan uji beban baik dinamis maupun statis. Masing-masing 26 ton. Ada 16 truk. Baja itu karakternya bisa diperbaiki. Kalau beton, jika salah ya sudah sulit diperbaiki. Alhamdulillah ini lebih kaku dari lendutannya, artinya lebih baik," kata Menteri Basuki
Uji statis sendiri dilakukan dengan cara kendaraan berat ini berhenti di tengah-tengah jalan tol. Hal ini dilakukan untuk menguji seberapa statisnya girder dari konstruksi jalan tol Jakarta-Cikampek elevated II.
Sementara uji dinamis adalah dilakukan dengan cara kendaraan berat dijalankan pada jalan tol. Namun jalannya kendaraan ditetapkan dalam kecepatan yang lambat. uji serupa akan dilaksanakan di delapan titik lain yang memiliki keunikan bentang. Misalnya, bentang sepanjang 120 meter atau konstruksi dengan tipe girder I setinggi 4,5 meter.
Tahapan uji beban ini nantinya akan rampung pada akhir Oktober 2019, sehingga ruas tol Jakarta-Cikampek II Elevated ini akan dapat beroperasi pada November 2019. Serta dapat digunakan pada Natal dan Tahun Baru 2020 nantinya.
“Uji beban seluruhnya selesai akhir Oktober nanti sebelum operasi. Insya Allah, November ini jalan tol sudah bisa dilalui,” ujarnya