Proyek Tol Jakarta - Cikampek II Senilai Rp16 Triliun Diteken
JAKARTA - Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (elevated) milik PT Jasa Marga Tbk dan mitranya dengan investasi senilai Rp16 triliun ditandatangani dan ditargetkan selesai pada 2019.
"Saya kira manfaatnya diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kepadatan lalu lintas di wilayah sekitarnya, terutama memperlancar distribusi yang dapat mengurangi biaya logistik secara ekonomis," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pada acara penandatanganan proyek itu di Jakarta, Senin (5/12/2016).
Ia berharap setelah ditandatanganinya Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) ini agar segera untuk dimulai pekerjaannya. "Jadi agar segera dikerjakan dan tidak perlu menunggu 'groundbreaking' lagi," katanya.
Mengingat kondisi jalan tol saat ini yang sudah padat, memang harus dilakukan pelebaran terlebih dahulu, katanya.
"Mudah-mudahan tidak akan mencapai lebih dari tiga bulan," kata Basuki.
Menurutnya, pembangunan jalan tol ini perlu memfokuskan pada metode kerja.
"Jadi bukan di lapangan yang baru tapi dari eksistingnya ada Light Rail Transit (LRT) juga ada Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Hight Speed Train) sehingga perlu sekali koordinasi yang penuh dalam proyek ini," ujarnya.
Terkait pekerjaan jalan tol ini, Basuki menugaskan kepala Balitbang Kementerian PUPR agar melakukan koordinasi secara ketat kepada pihak-pihak terkait, sehingga semuanya berjalan dengan baik.
Ia mengatakan proyek ini merupakan prakarsa pertama jalan tol yang menggunakan mekanisme penjaminan yang risiko investasinya dijamin oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia.
"Harapannya mekanisme penjaminan dalam pengusahaan jalan tol ini akan menurunkan resiko investasi, meningkatkan 'bankability' proyek, sehingga meningkatkan minat sektor swasta dan perbankan untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur," katanya.
Penandatanganan jalan tol Jakarta-Cikampek II tersebut dilakukan oleh Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna dengan Direktur Utama PT Jasa Marga Jalan layang Cikampek yang merupakan konsorsium antara PT. Jasa Marga (Persero) Tbk dengan PT. Ranggi Sugiron Perkasa.
Selain itu, ditandatangani juga jalan tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) antara Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna dengan Direktur Utama PT Waskita Bumi Wira Herwidiakto yang merupakan konsorsium yang terdiri dari PT Waskita Toll Road (55 persen), PT Energy Bumi Mining (25 persen) dan PT Panca Wira Usaha (20 persen).
Jalan tol Jakarta-Cikampek II Elevated ini sepanjang 36 kilometer dengan investasi sebesar Rp16 triliun dan jalan tol KLBM sepanjang 38 kilometer dengan nilai investasi sebesar Rp12 triliun lebih.
Cikunir-Karawang Barat Menurut AVP Corporate Communication PT Jasa Marga Tbk, Dwimawan Heru, jalan tol Jakarta-Cikampek II akan membentang dari Cikunir hingga Karawang Barat.
Ini bertujuan agar lalu lintas jarak jauh yang menuju Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur dapat mengakses koridor Jakarta-Cikampek dengan menggunakan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (elevated) sehingga waktu tempuh lebih pendek.
Proyek ini terdiri dari sembilan seksi yaitu Seksi Cikunir-Bekasi Barat (2,99 kilometer), Seksi Bekasi Barat-Bekasi Timur (3,63 kilometer), Seksi Bekasi Timur-Tambun (4,34 kilometer), Seksi Tambun-Cibitung (3,30 kilometer), Seksi Cibitung-Cikarang Utama (4,46 kilometer). Kemudian Seksi Cikarang Utama-Cikarang Barat (2,72 kilometer), Seksi Cikarang Barat-Cibatu (3,16 kilometer), seksi Cibatu-Cikarang Timur (2,45 kilometer) dan seksi Cikarang Timur-Karawang Barat (9,79 kilometer).
"Proyek direncanakan akan dibangun mulai Triwulan II 2017 dan ditargetkan beroperasi pada 2019 dengan masa konsesi selama 45 tahun," katanya.
Ia juga menyebut kontrak konstruksi pada pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II menggunakan Contractor Pre Financing (CPF), artinya kontraktor akan mendanai proyek terlebih dahulu.
Sementara itu, rilis Kementerian PUPR menyebut, tol KLBM panjangnya 38,29 kilometer terbagi menjadi empat seksi yaitu Seksi I Krian-Kedamen (9,5 kilometer), Seksi II Kedamen-Boboh (9,1 kilometer), Seksi III Boboh-Bunder (10,57 kilometer) dan Seksi IV Bunder-Manyar (9,12 kilometer).
Pekerjaan konstruksi direncanakan mulai pada semester I 2017 dengan target Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) pada 2019 sebesar 21.718 kendaraan dengan nilai investasi Rp12,22 triliun.
Jumlah lajur yang akan dibangun sebanyak 2x2 lajur untuk tahap I dan 2x3 untuk pengembangan akhir (ultimate).