Sejumlah Perusahaan Akan Bangun Pabrik Tekstil, Indonesia Toray Synthetics Bidik Pabrik Recycle Nilo
Perusahaan Jepang, PT Indonesia Toray Synthetics saat ini kabarnya tengah membidik pembangunan pabrik recycle nilon di Indonesia dengan kapasitas 350.000 ton per tahun.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta pada 25 Oktober 2022.
Menurutnya, Anak usaha dari perusahaan asal jepang Sakura Toray Industries Inc ini berpotensi merealisasikan investasinya untuk pembangunan pabrik tekstil tersebut pada tahun 2024 mendatang. Sebab, saat ini investasi dari perusahaan masih dalam tahap perizinan.
Selain Toray, Adapun perusahaan lainnya yang juga berinvestasi dalam pembangunan pabrik tekstil pada tahun ini yakni PT Indorama Synthetics Tbk. (INDR). Indorama Synthetics rencananya akan berinvestasi untuk membangun pabrik recycle polyester dengan kapasitas produksi 300.000 ton per tahun. Meskipun demikian, nilai investasinya belum dapat diketahui.
Rencana investasi pembangunan recycle poliester tak hanya datang dari INDR. Namun juga datang dari perusahaan lainnya yakni PT Tahatex yang rencananya juga akan berinvestasi untuk membangun pabrik recycle polyester dengan kapasitas produksi 100.000 ton per tahun. Diketahui, perusahaan tersebut merupakan mitra sejumlah brand besar seperti H & M, S. Oliver, C & A, Muji, dan GU.
Tren investasi tersebut sejalan dengan arahan yang tercantum dalam Permenperin No. 40/2022 tentang Standar Industri Hijau Untuk Industri Tekstil Penyempurnaan dan Tekstil Percetakan.
Dalam beleid tersebut, terdapat 9 aspek yang standar industri hijaunya diatur dalam Permenperin No. 40/2022. Meliputi bahan baku, bahan penolong, energi, air, proses produksi, produk, kemasan, limbah, emosi gas rumah kaca (ERK).