Sektor konstruksi, properti dan CPO masih seksi
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor di pekan lalu. Kondisi tersebut membuat harga saham beberapa emiten juga ikut terdorong dan harganya menjadi terlalu mahal. Meski begitu, analis menilai masih ada beberapa saham harga murah yang layak dijadikan perhatian.
Analis Royal Investium Sekuritas Wijen Pontus mengatakan, sektor konstruksi masih menarik diperhatikan investor. "Saham-saham di sektor ini tergolong undervalued karena memiliki kinerja yang bagus namun belum bergerak naik.
Saham-saham seperti PTPP, WIKA, dan ADHI dipandang Wijen masih memiliki potensi untuk naik dalam jangka panjang. Hal ini didorong oleh upaya pemerintah yang terus menggenjot pembangunan proyek infrastruktur dan pembiayaan untuk proyek-proyek tersebut.
Stimulus dari pemerintah memberikan sentimen positif untuk saham-saham sektor konstruksi tersebut. Hal tersebut membuat Wijen menyarankan para investor untuk menjadikan saham-saham tersebut sebagai alternatif investasi jangka panjang.
Selain sektor konstruksi, saham di sektor properti juga menarik untuk dimasukkan ke dalam portofolio. "Turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) menjadi 4,5% memberikan potensi bagi sektor ini untuk tumbuh berkat turunnya bunga kredit," kata Wijen, Minggu (27/8).
Namun masih perlu waktu cukup lama bagi saham properti untuk bisa memiliki prospek yang baik. "Sepertinya di 2018 hingga 2019 nanti saham-saham properti bisa naik lagi karena didukung stimulus bunga kredit, mulai dibangunnya proyek properti besar, dan hadirnya beberapa proyek infrastruktur di beberapa wilayah dekat properti," papar Wijen.
Sehingga untuk saham properti, Wijen merekomendasikan saham SMRA, CTRA, dan BKSL.
Sektor agribisnis pun tampaknya memiliki prospek yang cukup baik. Jelang akhir tahun ini para pelaku pasar mengantisipasi kenaikan harga crude palm oil (CPO). "Untuk itu, saham emiten CPO seperti AALI dan LSIP memiliki potensi untuk naik juga di tahun ini," tutup Wijen.