Teknologi Sosrobahu Penyelamat Konstruksi Elevated Tol Jakarta-Cikampek
Jakarta - Membangun tol layang di atas ruas tol yang sudah beroperasi dan dilalui banyak volume kendaraan memang menjadi kendala tersendiri. Dibutuhkan banyak pertimbangan sebelum membangun tol layang, salah satunya teknik tepat yang digunakan tanpa menimbulkan kemacetan berlebih. Seperti halnya pemilihan teknik yang tempat untuk pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek II (Elevated).
"Kita tahu bahwa Tol Jakarta-Cikampek ini adalah jalan tol yang sudah beroperasi dan padatnya luar biasa. Karena itu, ketika harus membangun elevated maka harus ada banyak pertimbangan," kata Komisaris Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Refly Harun, Rabu (13/12/2017) Malam.
Dengan pertimbangan yang matang, teknologi Sosrobahu lah yang dinilai paling tepat untuk diaplikasikan di pembangunan tol ini. Teknologi Sosrobahu atau landasan putar bebas hambatan pertama kali ditemukan oleh Anak Negeri, Tjokorda Raka Sukawati. Teknologi ini diterapkan untuk mengatasi sulitnya membangun konstruksi di atas jalan yang sudah beroperasi dan padat volume kendaraan.
Teknologi Sosrobahu digunakan saat pengerjaan konstruksi Pier Head. Pemakaian teknik ini ampuh menghindari kemacetan yang bertambah parah jika menggunakan teknik konvensional. Dengan teknik konvensional, sebagian besar lajur kendaraan akan ditutup dan akan berdampak pada kemacetan parah.
Pada teknik Sosrobahu ini, Pier Head lebih dulu dicor sejajar garis jalan tanpa memerlukan ruang bebas yang besar. Setelah pengecoran selesai, kemudian barulah Pier Head diputar sekitar 90 derajat hingga melintang garis jalan.
Ada sekitar 200 Pier Head di konstruksi tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) yang akan di putar menggunakan teknik Sosrobahu. Pemutaran perdana Pier Head ini dilakukan pada Rabu Malam, 13 Desember 2017. Pemutaran Pier Head secara berlanjut akan dimulai pada Januari 2018 hingga Oktober 2018. Masing-masing Pier Head membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk diputar.
Pemakaian teknologi ini bukanlah yang pertama kali di Indonesia. Sebelumnya, ruas tol Wiyoto-Wiyono terlebih dahulu dibangun dengan menggunakan teknologi Sosrobahu. Selain itu, teknologi ini juga banyak diterakan di sejumlah negara, diantaranya Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura.