Tinjauan Komisi V DPR RI ke Pembangunan Proyek Strategis Bandara KulonProgo
Kulon Progo – Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo menerima Kedatangan Komisi V DPR RI yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo. Rombongan Komisi V DPR RI beserta mitra kerja Kementerian PUPR meninjau progres pembangunan bandara bertaraf internasional di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) disebut dengan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kabupaten Kulonprogo. Bandara baru Yogyakarta ini sangat penting dan strategis mengingat Bandara Adisucipto sudah sangat padat. Diperkirakan NYIA dapat menampung hingga 15-20 juta penumpang per tahun, dengan landasan pacu minimal sepanjang 3.250 meter.
"Fokus kunjungan ini dalam rangka Komisi V DPR RI ingin memastikan proses pembangunan dan infrastruktur pendukung Bandara Kulon Progo atau NYIA yang sudah dilakukan Ground breaking oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 7 Januari 2017 untuk mempermudah mobilitas penumpang dan logistik nantinya," terang Sigit dalam sambutannya.
Menurut Bupati Kulon Progo Hasto, pembangunan Bandara di Kulon Progo mampu memenuhi standar pelayanan bandara bertaraf internasional, tapi juga bisa memberi banyak manfaat yang bisa memacu perkembangan ekonomi, aktivitas bisnis dan usaha kecil menengah.
Direktur Jembatan Direktorat Jenderal Bina Marga Iwan Zarkasi, yang turut mendampingi, mengatakan diperlukan kebutuhan infrastruktur jalan yang memadai untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas dari dan menuju bandara.
“Karena Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang digunakan sebagai jalan akses bandara terkena dampak pembangunan bandara, maka kami sedang melakukan kajian mengenai rute alternatif JJLS," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII, Achmad Herry Marzuki menambahkan, "untuk mendukung operasional terbatas tahun 2019, rencananya akan dilakukan peningkatan ruas Jalan Sindutan-Congot sepanjang 0,55km serta Jalan Demen-Glagah sepanjang 2,60km sebagai pengalihan dari JJLS. Ruas jalan tersebut diharapkan dapat digunakan saat bandara mulai beroperasi di tahun 2019,” ujar Herry.
Di bidang sumber daya air, Kepala Pusat Air Tanah dan Air Baku Amir Hamzah mengatakan sebagai infrastruktur pendukung dalam jangka pendek (2018-2019), ketersediaan air baku akan diambil dari Bendung Kamijoro sebesar 200 liter untuk masyarakat sekitar Bandara di Kulon Progo dan 300 liter untuk pelayanan operasional dan Industri masyarakat. Untuk jangka panjang ketersediaan air baku akan diambil dari Bendung Bener yang bisa dimanfaatkan pada tahun 2021 sebesar 800 liter sebagai tambahan dan pengembangan penyediaan air baku di Kabupaten Kulon Progo. “Kementerian PUPR akan memaksimalkan ketersediaan air di wilayah Kulonprogo dan sekitarnya,” ujar Amir.