Alternatif Pembiayaan Pembangunan di Indonesia, Pemerintah Segera Bentuk Lembaga Pengelola Investasi
Jakarta – Pemerintah terus mencari alternatif untuk pembiayaan pembangunan di Indonesia guna membentuk keberlanjutan ekonomi dalam negeri secara positif, dalam waktu dekat pemerintah akan segera membentuk Lembaga Pengelolaan Investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF).
Direktur Jenderal (Dirjen) Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Isa Rachmatawarta menyampaikan saat ini pihak Kemenkeu bekerja sama dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang melakukan finalisasi terkait Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) terkait LPI.
Bersamaan dengan hal tersebut, pemerintah juga sedang menyusun struktur organisasi SWF dengan membentuk dewan pengawas dan dewan direktur. Yang mana Dewan Pengawas SWF tersebut akan beranggotakan Menteri Keuangan, Menteri BUMN dan tiga profesional lainnya.
Untuk ketiga orang profesional tersebut akan ditentukan oleh Presiden dengan membentuk panitia seleksi dengan konsultasi dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui Uji Kelayakan dan Kepatutan.
“Seleksi anggota profresional Dewan Pengawas SWF, Insya Allah akan diberitahukan bila sudah siap,”jelas Isa
Isa sendiri menjelaskan pembentukan SWF ini dapat rampung pada tahun ini sebagai pendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2020, dengan anggaran yang akan dialokasikan oleh Pemerintah untuk SWF adalah Rp 15 Triliun untuk program pembiayaan stimulus korporasi.
Selain itu, Kementerian BUMN dan Kemenkeu telah melakukan serangkaian diskusi bersama terkait potential investors antara Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), Caisse de Depot et Placement du Quebec (CDPQ), Global Investment Competitiveness (GIC) serta Japan Bank for International Coorporation (JBIC).
“Guna mengidentifikasi minat dan selera investor atas investasi dan supporting environment yang dibutuhkan. Dari diskusi dengan para potesial investor ditambah daftar proyek yang dimiliki atau dikelola pemerintah, untuk tahap awal fokus investasi SWF bersama potential investor kemungkinan adalah sektor infrastruktur. Fokus investasi selanjutnya akan ditetapkan berdasarkan evaluasi dan sangat potensial mencakup rencana proyek pengembangan 10 kota metropolitan,”kata Isa