Buka IIW & KI 2020, Menteri Basuki Ajak Pelaku Usaha Bangkitkan Industri Jasa Konstruksi
Jakarta – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono hadir dalam acara pembukaan Indonesia Infrastruktur Week (IIW) dan Konstruksi Indonesia (KI) 2020, pada kesempatan ini Menteri Basuki kembali mengajak para pelaku jasa konstruksi untuk kembali bangkitkan industri jasa konstruksi di Indonesia.
Menteri Basuki juga menjelaskan ditengah fase pandemi Covid-19 ini belanja pemerintah melalui pembangunan infrastruktur menjadi salah satu andalan guna mempertahankan daya beli masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan menjadi bagian dari upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Untuk itu pada TA 2021, kami sudah melakukan lelang dini sebanyak 1.900 paket dari indikasi total 4.900 paket. Lelang dini kami laksanakan sejak sebulan lalu dan kini sudah masuk proses evaluasi. Kami harap pada Januari 2021 sudah bisa kita tandatangani kontrak setidaknya 30%, dari seluruh total rencana paket di Kementerian PUPR”jelas Menteri Basuki
Dalam kesempatan ini, Menteri Basuki didampingi dengan Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) Ruslan Rivai serta Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Rosan Perkasa Roeslani meluncurkan inovasi digital sistem pengadaan barang dan jasa baru yakni aplikasi Sistem Informasi Pengalaman (SIMPAN).
“Harapan saya dengan adanya SIMPAN ke depannya data seluruh badan usaha konstruksi yang mengikuti proses pengadaan/lelang akan sama dan mengurangi subjektivitas. Dengan demikian proses pengadaan barang dan jasa bisa lebih efisien, lebih cepat dan lebih transparan sehingga panitia pengadaan barang dan jasa tidak perlu memverifikasi terlalu lama. Kalau data sudah ada di SIMPAN berarti sudah terverifikasi (verified). Mudah-mudahan ini upaya menuju kebaikan,”jelas Menteri Basuki.
Aplikasi ini merupakan aplikasi yang memuat data/dokumen dan informasi pengalaman serta kinerja penyedia jasa khususnya Badan Usaha dan Profesional di bidang Jasa Konstruksi. Inovasi ini juga mendorong transparansi data, akuntabilitas dan juga profesionalisme pengalaman Badan Usaha dan Profesional dengan keterbukaan informasi dan kemudahaan akses dari data/dokumen pengalaman dan kinerja penyedia jasa.
Aplikasi SIMPAN ini juga akan terkoneksi dengan data DUKCAPIL, Sistem Informasi Konstruksi Indonesia (SIKI) LPJK, E-Monitoring Kementerian PUPR, LPSE dan Direktorat Jenderal Pajak. Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Trisasongko Widianto menyampaikan penyedia jasa konstruksi diberi waktu sampai satu tahun ke depan untuk melakukan self-declare mengimput data serta informasi pengalaman dari kinerja masing-masing.
“Harapan saya dengan adanya SIMPAN ke depannya data seluruh badan usaha konstruksi yang mengikuti proses pengadaan/lelang akan sama dan mengurangi subjektivitas. Dengan demikian proses pengadaan barang dan jasa bisa lebih efisien, lebih cepat dan lebih transparan sehingga panitia pengadaan barang dan jasa tidak perlu memverifikasi terlalu lama. Kalau data sudah ada di SIMPAN berarti sudah terverifikasi (verified). Mudah-mudahan ini upaya menuju kebaikan,”kata Trisasongko
Sementara itu, Ketua LPJKN, Ruslan Rivai menyampaikan pihak LPJKN sedang mengembangkan big data dalam Sistem Informasi Konstruksi Indonesia (SIKI) yang akan tersimpan di SIMPAN.
“Sebagai contoh, ada tender pengerjaan jalan di Makassar senilai Rp 30 miliar, langsung keluar list pendek siapa saja kontraktor jalan di Makassar yang bisa mengerjakan. Besok-besok tender bukan lagi pertarungan administrasi, tetapi bagaimana penyedia jasa beradu metode dan harga,”jelas Ruslan