Capai Progress 83%, Bendungan Sadawarna Senilai Rp1,9 T Rampung Tahun Ini
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mesih terus berkomitmen dalam mewujudkan ketahanan air dan ketahanan pangan nasional dengan melanjutkan pembangunan bendungan di sejumlah daerah. Salah satu bendungan yang tengah diselesaikan saat ini adalah Bendungan Sadawarna di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.
Bendungan yang termasuk dalam Program Strategis Nasional di bidang Sumber Daya Air ini dilaporkan telah mencapai progress konstruksi 83 persen dan ditargetkan rampung pada tahun 2022.
Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Pembangunan Bendungan ini bertujuan meningkatkan volume tampungan air untuk menjaga kestabilan suplai air irigasi ke lahan pertanian. Bahkan, Bendungan ini juga dapat berfungsi sebagai penyediaan air baku dan pengendalian banjir.
Dalam keterangannya pada Jumat 13 Mei 2022, Basuki menjelaskan bahwa pembangunan bendungan akan diikuti dengan pembangunan jaringan irigasinya, agar dapat mensuplai air irigasi secara kontinu dari bendungan. Dengan adanya suplai irigasi berkelanjutan dari bendungan diharapkan dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya yang mulanya hanya satu kali dalam setahun dengan metode tadah hujan menjadi 2-3 kali tanam dalam setahun.
Bendungan ini memiliki daya tampung sebesar 44,61 juta meter kubik yang berfungsi untuk mensuplai irigasi seluas 4.284 hektare di Kabupaten Subang dan Indramayu.
Nantinya, Bendungan ini akan memasok air baku sebesar 0,36 hingga 1 meter kubik per detik untuk Kawasan Pelabuhan Patimban dan Pantura Jawa Barat, khususnya Kabupaten Subang, Indramayu, dan Sumedang.
Selain itu, Bendungan ini juga berpotensi menjadi sumber pembangkit listrik sebesar (PLTA) sebesar 2 Megawatt.
Bendungan Sadawarna membendung Daerah Aliran Sungai Cipunagara yang memiliki panjang 137 kilometer mengalir dari Gunung Bukit Tunggul di Pegunungan Bandung Utara dan bermuara ke Laut Jawa, tepatnya di wilayah utara Jawa Barat.
Bendungan dengan luas area genangan 670 hektare ini berpotensi mereduksi banjir sebesar 26,90 m3/detik di 3 kabupaten yang dilalui DAS Cipunagara yakni Subang, Sumedang, dan Indramayu.
Bendungan yang mulai dibangun sejak dimulainya kontrak pada November 2018 ini ditargetkan selesai Agustus 2022.
Pembangunannya dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR dengan total biaya APBN sebesar Rp 1,9 triliun.
Pengerjaan Pembangunan Bendungan Sadawarna terbagi menjadi dua paket. Paket I dikerjakan oleh Kerja Sama Operasi (KSO) PT. Wijaya Karya-PT Daya Mulia Turangga-PT Barata Indonesia dengan nilai kontrak sebesar Rp 1 triliun. Sedangkan Paket II dikerjakan oleh KSO PT. Nindya Karya–PT Adhi Karya senilai Rp 907,6 miliar.
Bendungan Sadawarna merupakan salah satu dari tujuh bendungan di Jawa Barat yang dibangun pada periode Pemerintahan Presiden Jokowi. Sejak 2015 diprogramkan sebanyak 61 bendungan akan dibangun sebagai Proyek Strategis Nasional.
Dua bendungan diantaranya sudah selesai dibangun, yakni Bendungan Jatigede di Subang dan Bendungan Kuningan. Sementara sebanyak lima bendungan lainnya masih dalam tahap penyelesaian pembangunan (on going), yakni Bendungan Sadawarna, Bendungan Ciawi, Bendungan Sukamahi Bendungan Cipanas dan Bendungan Leuwikeris.