Di Tangan Kang Dedi, Pembangunan Infrastruktur Purwakarta Meningkat Pesat
Purwakarta - Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat terus bersolek. Ibarat gadis cantik, mungkin saat ini kondisi kabupaten kecil yang diapit dua kota besar itu sedang mekar-mekarnya menebar pesona.
Delapan tahun lalu, kabupaten ini mungkin belum menjadi daerah yang dikenal masyarakat secara luas. Namun sejak kepemimpinan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, wajah wilayah ini berubah drastis.
Sejak dilantik jadi bupati, pria berperawakan nyetrik ini terus berinovasi guna membangun wilayah yang dipimpin. Setiap tahun, terobosan demi terobosan terus dilakukannya demi mengubah wajah Purwakarta lebih berkarakter. Perubahan pun begitu drastis dan sangat pesat. Bahkan, wajah Purwakarta kini jauh lebih baik dibanding sepuluh tahun ke belakang.
Salah satu perubahan itu, bisa terlihat dari pembangunan dan pembenahan infrastruktur bagi masyarakat, terutama jalan. Sepertinya hal ini yang paling menonjol, karena saat ini kondisi jalan kabupaten hingga ke peloksok desa di wilayah itu sudah bagus.
Bisa dibilang, persoalan infrastruktur di Purwakarta telah rampung 100 %. Karena, jalan yang statusnya milik kabupaten, hampir seluruhnya telah berlapis aspal dan beton. Selain itu, badan jalannya pun dibuat lebih lebar dari sebelumnya.
Selain penataan infrastruktur yang lebih layak bagi masyarakat, Pemkab Purwakarta juga melakukan penambahan akses jalan baru, yakni jalur alternatif dari mulai Kecamatan Babakan Cikao-Jatiluhur-Sukasari hingga Kecamatan Maniis. Akses baru yang diberi nama Jalur lingkar Barat itu, ternyata terhubung juga dengan beberapa kabupaten tetangga. Antara lain, Kabupaten Karawang, Cianjur, Bogor dan Bekasi.
"Infrastruktur merupakan salah satu hal penting yang kami prioritaskan dalam pembangunan ini," ujar Kang Dedi (sapaan bupati), belum lama ini.
Terkait pembangunan Jalur Lintas Barat yang akan menjadi penghubung dengan empat kabupaten itu, menurut Dedi, sebenarnya merupakan impiannya sejak lama. Tepatnya ketika menjabat sebagai wakil bupati. Namun, karena minimnya anggaran saat itu, pembangunan jalur alternatif ini baru bisa terealisasi pada 2013 lalu.
"Dulu, anggaran untuk jalan, itu hanya Rp50 miliar per tahun. Sedangkan yang harus diperbaiki sangat banyak sekali. Makanya, saat itu pembangunan jalur alternatif ini belum bisa dilakukan," jelas dia.
Tapi, terang dia, sejak ia menjabat bupati, anggaran untuk infrastruktur dinaikan enam kali lipat menjadi Rp300 miliar per tahun. Makanya, saat ini pembangunan infrastruktur sudah merata, bahkan bisa membuat akses jalur baru yang lebih memadai.
"Dulu pernah terpikir, sangat mustahil bisa membuka akses baru dan membangun jalan beton sepanjang 67 KM itu, mengingat anggarannya sangat kecil. Tapi dengan memberanikan diri, akhirnya jalan lingkar barat bisa juga dibangun, meskipun hanya mengandalkan APBD Purwakarta, tanpa bantuan dari provinsi, pusat, atau dari manapun," kata dia.
Dedi menjelaskan, pembangunan jalur alternatif lintas kabupaten ini pun sekaligus bentuk penghargaan dari pemerintah bagi warga yang bermukim di seberang Waduk Jatiluhur. Pasalnya, warga yang bermukin di kecamatan paling barat Purwakarta itu sangat berkontribusi besar terhadap negara karena rela terisolasi selama lebih dari 50 tahun demi pembangunan Waduk Jatiluhur.
"Pembangunan Jalur Lintas Barat ini dianggap mendesak. Salah satunya, untuk mendongkrak kesejahteraan masyarakat yang ada di empat kecamatan tersebut," ucap Dedi menambahkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Purwakarta, Budi Supriyadi menambahkan, tahun ini pihaknya mengusulkan anggaran sebesar Rp400 miliar untuk menuntaskan pembangunan infrastruktur. Terutama, pembangunan Jalur Lingkar Barat dan Lingkar Timur.
"Anggaran sebesar itu untuk untuk menyelesaikan pembangunan jalur Lingkar Barat dan Timur, membangun Jembatan penghubung antar wilayah, serta pembangunan trotoar sepanjang 30 kilometer. Itu fokus kami di 2017 ini," ujar Budi.
Saat ini, kata dia, untuk Jalan Lingkar Barat dan Timur ada beberapa kilometer lagi yang belum dibeton. Kemudian, ada lima jembatan baru yang akan dibangun. Adapun pembangunan trotoar sendiri, untuk saat ini akan difokuskan di wilayah perbatasan. Salah satu yang menjadi sasarannya, yakni jalur di sepanjang Sadang-Cikopo, Kecamatan Bungursari.