KAI Tawarkan Aset Lahan Seluas 252,47 Hektare
Semarang – PT Kereta Api Indonesia(Persero) membuka peluang terkait kerjasama terkait dengan pengembangan aset, salah satunya dengan menawarkan lahan seluas 252,47 Hektare yang direncanakan untuk pengembangan proyek properti. Lahan potensial itu tersebar di berbagai wilayah, yaitu Semarang, Tegal, Pekalongan, Kudus, Purwokerto, Wonosobo, Cilacap, Bumiayu, Magelang, Solo, Sragen, dan juga Yogyakarta.
Corporate Deputy Director of Assets Development KAI, Suharjono menyampaikan saat ini PT KAI memiliki sejumlah aset lahan di Jawa dan Sumatera dengan total luas 33.201 hektare, dengan kondisi 12.571 hektare lahan sudah bersertifikat sedangkan 20.629,9 hektare lainnya masih belum bersertifikat.
“Lahan potensial yang kami buka untuk kerja sama dengan mitra mencapai 252,47 ha. Ini kami buka seluas-luasnya bagi perusahaan swasta maupun BUMN untuk berkembang bersama,” Kata Suharjono
Sementara itu, kalangan pengembang yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) menyambut baik rencana dari PT KAI yang menawarkan aset lahannya untuk dikerjasamakan dalam proyek properti. Sebelumnya Ketua DPD REI Jawa Tengah, M. R. Prijanto menyampaikan dalam beberapa tahun lalu pengembang sudah berencana mengadakan kerjasama dengan PT KAI dalam hal pengembangan lahan, namun saat itu masih belum ada regulasi yang dijadikan payung hukum dalam kerjasama tersebut.
“Kami tentunya menyambut baik rencana KAI untuk mengoptimalkan lahannya. Bahkan para pengembang tertarik untuk kerja sama yang bersifat jangka panjang sesuai Hak Guna Bangunan [HGB],” jelas Prijanto
Untuk di Semarang sendiri akan ada 2 proyek yang menjadi fokus kerjasama, yakni proyek Kawasan Stasiun Semarang Tawang dan Poncol, yang terintegrasi dengan wisata Kota Lama. Di stasiun Semarang Tawang sendiri nantinya KAI akan mengkonsep pengembangan area kontainer dan pengangkutan logistik dari stasiun ke Pelabuhan Tanjung Emas.
“Bentuk properti nantinya bisa bermacam-macam, hunian, mal, apartemen, tempat wisata, atau area pergudangan. Yang jelas untuk kawasan heritage kita tetap menjaga nilai otentiknya,” Jelas Suharjono.