Ketersediaan Infrastruktur Akan Meningkatkan Daya Saing Indonesia
Yogyakarta - “We don’t have plan B because there is no planet B”. Quote dari Sekretaris Jenderal PBB Ban Kim Moon menjadi kalimat pembuka Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR Danis Sumadilaga ketika menjadi keynote speech dalam seminar Nasional memperingati 50 tahun Teknik Sipil Universitas Atmajaya Yogyakarta di Yogyakarta (10/3).
Dalam sambutannya dikatakan bahwa pembangunan infrastruktur menjadi fokus Pemerintah saat ini, salah satunya untuk meningkatkan daya saing Indonesia dalam menghadapi kompetisi global. Competitiveness Index Indonesia masih berkisar pada peringkat antara 37-41, atau masih tertinggaldibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Pembangunan infrastruktur juga bertujuan untuk mengurangi disparitas antar wilayah, urbanisasi, pemanfaatan sumber daya. Untuk disparitas antar wilayah yang dituju bukan hanya kuantitas atau jumlah, tetapi juga kualitas infrastruktur yang ada, khususnya antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Urbanisasi juga membutuhkan ketersediaan infrastruktur, dimana diperkirakan tahun 2035, 70% penduduk Indonesia tinggal di perkotaan. Kebutuhan akses air bersih, perumahan, sanitasi tentunya juga akan meningkat.
Kementerian PUPR melaksanakan pembangunan infrastruktur secara terpadu melalui 35 WPS (Wilayah Pengembangan Strategis) yang sudah ditetapkan. Berdasarkan Renstra PUPR 2015-2019, Kementerian PUPR akan melaksanakan pembangunan 65 Bendungan, 1 juta hektar pembangunan jaringan irigasi baru, 3 juta hektar rehabilitasi jaringan irigasi, serta pembangunan peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan air baku.
Bendungan yang sudah selesai di 2016 yaitu Bendungan Payaseunara di Aceh dan Bendungan Teritip di Kalimantan Timur. Adapun untuk bendungan baru yang dimulai pembangunannya tahun lalu meliputi Way Sekampung (Lampung) Ciawi, Leuwikeris, Cipanas, Sukamahi (Jawa Barat), Kuwil Kawangkoan (Sulawesi Utara), Ladongi (Sultra) dan Napun Gete (NTT).
Di sektor Jalan, Kementerian PUPR akan memberikan dukungan terhadap 24 pelabuhan baru, dukungan terhadap pelabuhan penyebrangan di 60 lokasi, 3.073 peningkatan jalan nasional, pembangunan jembatan serta 1000 Km Pembangunan Jalan Tol. Jalan Tol yang sedang dalam proses pembangunan yaitu, Jalan Tol Semarang-Batang, Cileunyi-Sumedang-Dawuan, Solo Kertosono dll. Sementara di sektor perumahan, Kementerian PUPR membangun Rusun, rumah khusus, dan bantuan stimulan perumahan swadaya.
Seminar Nasional ini dibuka oleh Rektor UAJY Gregorius Sri Nurhartanto. Selain Kabalitbang PUPR, pembicara lainnya adalah dari Prof. Ir. Bambang Boediono (Guru Besar Institut Teknologi Bandung), Troy Dartojo Soputro (Direktur Indocement), Pande Ketut Gede Darmawan (PT. Pembangunan Perumahan) serta Wulfram Ervianto dari Teknik Sipil UAJY. Para peserta yang hadir dari kalangan pengambil kebijakan konstruksi dan infrastruktur di pemerintahan, para praktisi konstruksi serta mahasiswa Teknik Sipil dari berbagai universitas di Yogyakarta.(Kompu Balitbang/gt)