Konstruksi sumbang penguatan tertinggi IHSG

21/05/2017

Tidak berkategori

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 2,59% ke level 5.791,884 pada penutupan perdagangan Jumat (19/5). Sektor infrastruktur memimpin penguatan seluruh sektor yang hari ini ditutup di zona hijau. Investor tampak optimistis terhadap realisasi APBN untuk belanja infrastruktur dan proyek pemerintah lainnya.

Laju IHSG pada akhir pekan ini tampak fantastis. Pasalnya, IHSG sempat menyentuh level tertingi dalam 3 bulan terakhir di level 5.825,208 seiring rilisnya pengumuman kenaikan rating surat utang Indonesia oleh S&P Global Ratings menjelang penutupan perdagangan.

Mengutip Bloomberg, S&P telah meningkatkan peringkat surat utang Indonesia menjadi BBB- (stable) dari sebelumnya BB+ (positive).

Lembaga S&P mengatakan, kenaikan rating ini bakal memperkecil risiko defisit anggaran yang akan melebar secara signifikan, ketika pendapatan pemerintah mengecewakan. "Kenaikan rating tersebut mencerminkan penilaian kami terhadap minimnya risiko fiskal Indonesia," ujar S&P seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (19/5).

Parningotan Julio, Analis Yuanta Sekuritas bilang, meski gejolak politik sempat menimbulkan kekhawatiran terhadap wacana kenaikan rating, investor asing tetap konsisten melakukan aksi beli bersih di emerging market sebelum S&P menaikkan rating Indonesia.

"Asing sepertinya optimistis karena mereka terlihat melakukan net buy terus," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (19/5).

Menurutnya, program tax amnesty yang berhasil dilaksanakan serta rilis data cadangan devisa yang kuat menjadi pertimbangan bagi S&P untuk menaikkan rating Indonesia.

David Nathanael, analis First Asia Capital menambahkan, APBN pemerintah yang cukup baik menjadi salah satu katalis yang membuat S&P akhirnya menaikkan peringkat surat utang Indonesia. Mengutip RTI, sektor infrastruktur tampak memimpin penguatan sebesar 3,54%, disusul oleh sektor keuangan dan konstruksi yang masing-masing menguat 3,45% dan 2,90%.

Parningotan Julio menilai, dengan masuknya Indonesia ke investment grade, maka pendanaan ke beberapa proyek pemerintah akan lebih mudah dan murah. Menurutnya, investor yang selama ini konservatif dan tidak bisa masuk, kini sudah dapat masuk ke Indonesia. "Country risk premium juga berkurang sehingga cost of debt-nya turun," imbuhnya.