MATERIAL KONSTRUKSI : Kopelindo Infrastruktur Pasok Kebutuhan Hutama Karya
Jakarta - PT Kopelindo Infrastruktur Indonesia, anak usaha koperasi karyawan Bulog, Kopelindo, melakukan kerja sama dengan PT Hutama Karya untuk menyuplai material konstruksi kepada BUMN karya tersebut.
Kerja sama ditandai oleh penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan oleh Direktur Utama PT Kopelindo Infrastruktur Indonesia (Kopel Infra) Herianto Pribadi (ketiga kanan) dan Direktur Pengembangan dan Investasi PT Hutama Karya Putut Ariwibowo (ketiga kiri).
Penandatanganan nota kesepahaman tersebut disaksikan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro (kanan), Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigasi Eko Putro Sandjojo (kedua kanan), Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti (kedua kiri), dan Ketua Kopelindo Deddy S.A. Kodir.
Dalam sambutannya, Deddy mengatakan bahwa adanya kerja sama ini menandakan keterlibatan koperasi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
"Upaya yang dilakukan oleh Kopelindo bersama dengan Bulog dan BUMN karya, insya Allah ke depan dapat menjadi tonggak bahwa koperasi bisa ikut hadir dalam pembangunan," ujarnya, Kamis (27/04/2016).
Dalam kerja sama tersebut, Kopel Infra mengumpulkan secara kolektif bahan konstruksi dari alam berupa bebatuan yang diproduksi oleh tambang perseorangan untuk diserap oleh BUMN karya yang melakukan pembangunan infrastuktur. Harapannya, kerja sama ini dapat meringankan beban BUMN karya dalam memenuhi kebutuhan material konstruksi yang sangat besar.
Putut Ariwibowo menuturkan, material tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan material konstruksi perseroan dalam proyek jalan tol Trans-Sumatra serta untuk proyek konstruksi lainnya yang tengah digarap di Jawa Tengah.
"Kami juga ada beberapa proyek jalan lingkar, bendungan, jembatan, dan pabrik precast juga di Jawa Tengah," ujarnya.
Pihaknya berkomitmen akan menyerap berapa pun jumlah material konstruksi yang dapat disuplai oleh Kopel Infra.
Menurut Putut, saat ini Kopel Infra berkomitmen untuk menyuplai sekitar 10.000 meter kubik hingga 15.000 meter kubik material per hari dari tiap-tiap lokasi yang berada di Jabodetabek dan Jawa Tengah.
"Kalau untuk Sumatra, kurang terus [material] karena batu di sana agak kurang bagus. Jadi, beberapa supplier kita ada yang dari Jawa juga," ujarnya.