Medan – Proyek pembangunan Jalan Tol Dalam Kota Medan (Medan Intra Urban Toll Road – MIUTR) dengan panjang 30,97 km yang direncanakan rampung pada tahun 2023 tengah dipersiapkan rancangan konektivitas dengan jalan nasional di sekitarnya. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II Medan, menyatakan diri akan membantu dalam penyiapan konektivitas serta aksebilitas setelah pembangunan Jalan Tol Dalam Kota Medan ini mulai terlaksana.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II Medan, Selamat Rasidi Simanjuntak menyampaikan setelah dilakukannya peletakan batu pertama dari jalan Tol Dalam Kota Medan tersebut, Balai Besar akan mulai mempelajari terkait konektivitas dan aksebilitas dengan jalan tol yang menjadi kewenangan dari Pemerintah Pusat.

“Kami akan mencoba ambil peran, karena ini kan jalan di bawah Pemprov Sumut, kami menggarap kewenangan pusat, tapi bagaimanapun nanti tetap aka nada konektivitas,”kata Rasidi

Jalan Tol Dalam Kota Medan ini nantinya bakal dibangun dengan 3 seksi pembangunan, yakni seksi I Helvetia-Titi Kuning dengan panjang 14,28 km, kemudian seksi II dari Titi Kuning-Pulo Brayan dengan total panjang 12,44 km, serta seksi II Titi Kuning-Amplas sepanjang 4,25 km.

Direktur Jenderal Bina Marga, Sugiyartanto juga menambahkan, setelah mendapatkan izin penggunaan lahan untuk pembangunan Jalan Tol Dalam Kota Medan ini, nantinya akan dibuatkan desain dasar untuk menentukan rute-rute mana saja yang dilewatkan. Ia juga menyampaikan penyusunan dasar desain ini termasuk dalam proses perencanaan pengadaan lahan yang membutuhkan waktu yang cukup lama.

Sementara itu Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi menyampaikan saat ini Jalan Tol Dalam Kota Medan masih dalam proses studi kelayakan yang telah dilakukan sejak Agustus lalu. Edy sendiri menyampaikan uji kelayakan ini akan memakan waktu paling cepat 6-10 bulan dapat rampung.

"Setelah studi kelayakan dokumen pada 2021 sudah bisa dimulai untuk tahap pembangunan fisik. Paling lama dua tahun, maka 2023 Tol Dalam Kota Medan sudah selesai,"jelas Edy