Perkembangan Proyek Strategis Jokowi
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki 245 proyek yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN. Proyek-proyek ini masuk ke dalam daftar PSN karena dirasa memiliki peran strategis untuk perekonomian regional maupun nasional.
Berdasarkan data Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), mayoritas proyek-proyek tersebut kini masih dalam tahap konstruksi. Sebanyak 130 proyek dengan nilai investasi Rp 1.936 triliun saat ini sedang dalam tahap konstruksi, termasuk program ketenagalistrikan. Kemudian ada 5 proyek dengan nilai Rp 8 triliun yang saat ini sedang dalam tahap penyelesaian akhir, dan 12 proyek saat ini masih dalam tahap transaksi atau tender dengan nilai total Rp 698 triliun.
Sedangkan sisa 100 proyek lainnya saat ini masih dalam tahap penyiapan. 100 proyek ini memiliki nilai proyek keseluruhan Rp 1.555 triliun.
"Tugas kami dari deputi infrastruktur saat ini mencoba mendorong penyiapan penyelesaian dari 100 proyek yang masih dalam tahap penyiapan tersebut. Kalau yang sudah konstruksi kita tinggal mendorong saja supaya bisa cepat selesai," kata Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Perekonomian, Wahyu Utomo dalam Media Gathering di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Kamis (6/7/2017).
Beberapa proyek yang kini masih dalam tahap persiapan seperti Pelabuhan Patimban. Saat ini izin lingkungan telah diterbitkan pada 28 Februari 2017 lalu, yang artinya salah satu prasyarat permohonan pinjaman luar negeri melalui pinjaman dari Pemerintah Jepang melalui JICA terpenuhi.
Begitu pula dengan Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung yang saat ini sedang dalam tahap pra studi kelayakan.
Sedangkan beberapa proyek yang telah berjalan atau tahap konstruksi seperti LRT Jabodebek, MRT Jakarta, Bandara Internasional DI Yogyakarta, Jalan Tol Serang-Panimbang, Cisumdawu dan Kisaran-Tebing Tinggi.
Sementara itu di program ketenagalistrikan atau proyek 35 ribu MW, saat ini telah ada 13.816 MW yang dalam tahap konstruksi, sedangkan yang sudah beroperasi sebesar 734 MW. Sisanya, masih ada 8.210 MW lagi yang sudah selesai PPA namun belum financial close, 5.845 MW dalam tahap pengadaan dan 7.212 MW masih dalam tahap perencanaan.
"Untuk 35 ribu MW, tantangan kami memang bagaimana kita menyelesaikan persyaratan-persyaratan untuk mencapai financial closing. Makanya kalau ditanya, bisa enggak ini selesai di 2019? Belum tentu bisa. Tapi kita berharap sudah bisa dimulai sebelum 2019. Dan akan diselesaikan di tahun-tahun selanjutnya," tukas Wahyu. (dna/dna)