Sea Stone, Inovasi Beton Ramah Lingkungan
Jakarta – Berbagai inovasi dan teknologi terus diciptakan guna meningkatkan efisiensi dalam melaksanakan pekerjaan, hal ini juga termasuk dalam sektor infrastruktur. Salah satu perusahaan terkenal yang berlokasi di London, Newtab-22 menciptakan inovasi alternatif material bangunan ramah lingkungan, hemat energi, dan efisien.
Inovasi tersebut adalah Sea Stone, sebuah material yang berbuat dari limbah kerang yang diambil dari industri makanan laut. Newtab-22 sendiri menyampaikan material yang dibuat ini menjadi solusi untuk dapat mengurangi masalah limbah pada industri makanan laut sekaligus untuk memberikan material pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dilansir dari Dezeen, pemilihan kerang sebagai salah satu bahan utama pembuatan beton alternatif. Hal tersebut dikarenakan bahan kerang tersebut kaya akan kalsium karbonat yang digunakan dalam pembuatan semen.
Inovasi Sea Stone ini dapat menjadi alternatif material bangunan dalam pengembangan berskala kecil. Hal tersebut artinya materi ini tidak dapat digunakan dalam proyek pengembangan skala besar. Dalam prosesnya, material tersebut dibuat dengan cara menggiling kerang yang akan ditimbun dan kemudian digabungkan bersama dengan bahan pengikat alami.
Kemudian bahan tersebut dituangkan dalam cetakan yang selanjutnya dibiarkan hingga mengeras dan menjadi potongan-potongan beton. Salah satu pendiri Newtab-22, Hyein Choi menyebutkan inovasi ini dapat menjadi alternatif dalam mengurangi kerusakan lingkungan.
"Kami tidak ingin merusak lingkungan dalam proses atau hasilnya,"jelas Choi
Proses tersebut menghasilkan variasi ukuran beton. Hyen mengatakan tekstur dan warna pada setiap beton memiliki keunikan. Perbedaan tersebut terjadi jika pembuat mengubah jumlah kerang dan bahan pengikat atau menambahkannya dengan pewarna.
Bahan tersebut saat ini sedang dikembangkan untuk tujuan komersial dan sejauh ini telah digunakan untuk membuat produk seperti ubin dekoratif, permukaan meja, alas piring dan vas. "Meski sebagian kerang telah didaur ulang dan digunakan sebagai pupuk, sebagian besar dibuang ke tempat pembuangan sampahh atau di tepi pantai," tulis Newtab-22