Trans Sumatera Siap Jadi Koridor Kawasan Industri
Medan – Pembangunan infrastruktur Tol Trans Sumatera dinilai akan menjadi penggerak perekonomian di Pulau Sumatera, hal ini sebagaimana disampaikan oleh Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro. Menteri Bambang menyampaikan pada tahun 2024 nanti jalan tol yang ada di Sumatera bakal menjadi motor penggerak perekonomian masyarakat sekitar.
"Di Sumatera sedang dibangun Jalan Tol Lintas Sumatera, dengan harapan ekonomi di wilayah Sumatera dapat berkali-kali lipat," kata Bambang
Hal tersebut bukan tanpa alasan, ia menyampaikan jalan tol Trans Sumatera tersebut dapat menghubungkan simpul-simpul di sumatera seperti Kawasan Industri Sei Mangke di Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara yang didesain sebagai pusat pengembangan industri turunan kelapa sawit.
"Berarti Sei Mangke butuh input Crude Palm Oil (CPO) yang datang dari berbagai tempat, dan supaya palm oil itu sampai di pabrik maka butuh akses, dan akses ini disediakan jalan tol," ujar Bambang
Menteri Bambang menjelaskan, pembangunan wilayah Sumatera akan diarahkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang mempunyai magnitude ekonomi memadai dengan orientasi daya saing nasional dan internasional sertapengembangan hub internasional sebagai outlet di Kawasan Barat Indonesia (KBI) dengan tujuh strategi utama.
Pertama, mengembangkan komoditas unggulan kelapa sawit, kakao, karet, dan kopi, dan hilirisasi komoditas unggulan yang berpotensi memiliki nilai tambah tinggi. Kedua, mengembangkan potensi pariwisata daerah sebagai motor penggerakpengembangan ekonomi lokal.
Ketiga, memperkuat ketahanan bencana pantai barat Sumatera. Keempat, meningkatkankualitas pelayanan transportasi perkotaan, sanitasi dan air bersih, serta pengelolaan sampah dan limbah. Kelima, pembangunan jaringan jalan tol Lintas Sumatera yang dipadukan dengan jaringan multi moda pelabuhan, bandara, dan jalan non-tol.
Keenam, memperkuat konektivitas dan memantapkan sistem logistik wilayah dalam mendukung industrialisasikhususnya di koridor pesisir timur wilayah Sumatera. Dan yang ketujuh, mengendalikan alih fungsi lahan dan mencegah pembakaranlahan gambut. Selanjutnya, prioritas pengembangan Sumatera diarahkan pada pengembangan kawasan Metropolitan Medan dan Metropolitan Palembang.