Underpass Kemayoran Kembali Terendam Banjir, Ada Apa?
Jakarta – Jalan underpass Kemayoran yang berada di Jakarta Pusat kembali terendam banjir pada Minggu (23/2) kemarin, kali ini ketinggian muka air mencapai 2,5 meter. Sebelumnya underpass ini juga sempat 2 terendam banjir dengan ketinggian air hingga mencapai 5 meter pada 25 Januari lalu dan kemudian kembali terendam pada 2 Februari dengan tinggi air mencapai 4 meter.
Meskipun tinggi muka air cukup menurun namun banjir ini cukup mengganggu aktivitas masyarakat sekitar. Sebenarnya apa sih yang membuat underpass ini mengalami kebanjiran dalam satu bulan terakhir?
Direktur Sungai dan Pantai Ditjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR), Jarot Widyoko memberikan penjelasan detail tentang apa yang terjadi di underpass Kemayoran tersebut. Menurutnya banjir yang terjadi pada underpass Kemayoran ini merupakan dampak dari tidak adanya kajian ulang untuk sistem drainase yang dimiliki di wilayah Kemayoran tersebut sejak tahun 1988.
Jarot juga menyampaikan peruntukan lahan di wilayah Kemayoran telah berubah fungsi, dimana telah banyaknya wilayah pembangunan apartemen dan juga permukiman baru yang dampaknya harus di cek kembali.
"Memang saya sudah jelaskan bahwa dulu, perlu di-review sistem drainese karena sejak tahun 1988 kan, sejak tahun 1988 belum pernah di-review dan peruntukan sudah untuk apartemen, dan tempat tinggal,"jelas Jarot
Jarot menilai perubahan-perubahan tersebut perlu dikaji ulang termasuk didalamnya adalah untuk memperbaiki sistem drainase di wilayah tersebut. Kemudian dalam pengendalian banjir yang terjadi pada Minggu (23/2) kemarin, Kementerian PUPR telah mengerahkan 3 unit mobile pump.
"Untuk jaga-jaga kami sudah standby 2 mobile pump dengan kapasitas 4x80 liter per detik. Makanya dengan curah hujan ini kan sejak tadi malam ada berapa jam, 4-5 jam, itu pun elevasi tertinggi 2,4 m. Jadi tadi malam langsung alat kita kerja. Mulai ada tanda menguap dengan 2 itu kerja,” jelas Jarot.
Dalam 1 Mobile Pump terdiri dari 2 pompa dengan masing-masing pompa dapat menyedot air sebanyak 80 liter per detik.
"PU standby 2 di sana, tadi pagi kita kirim 1 berarti totalnya 3 mobile pump berarti 6 kali 80 liter per detik itu dari PUPR. Lalu ada Damkar dan Kemayoran,"tambah Jarot
Melihat kondisi underpass yang telah berulang kali terendam banjir, Jarot menyampaikan pihaknya tengah menyusun rencana jangka panjang dengan menyediakan pompa di kawasan Sentiong dengan tujuan menarik air dari Kemayoran.
Kemudian dengan dipimpin oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono akan mengkaji ulang sistem drainase yang ada di kawasan tersebut. Namun Jarot sendiri masih belum bisa memastikan kapan penanganan banjir untuk underpass Kemayoran ini rampung.
“Sedangkan untuk review sistem drainase sekarang mulai pengukuran, itu dibantu Puslitbang Air. Karena review desain itu nanti sistem drainase mau diubah sudah tidak sesuai lagi, ya kan memerlukan waktu. Lalu nanti kita ya, kalau Maret ini kita penanganan darurat ya mobile pump,"jelas Jarot.