April 2019, Tol Layang Jakarta-Cikampek Ditargetkan Beroperasi
Ini merupakan proyek pertama jalan tol yang menggunakan mekanisme penjaminan oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII), dengan nilai investasi sekitar Rp 16 triliun.
Rencana pembangunan jalan tol layang Jakarta-Cikampek II akan segera terealisasi. Kepastian itu diperoleh dari penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) untuk pembangunan infrastruktur tersebut, Senin (5/12). Targetnya, jalan tol layang itu dapat beroperasi tahun 2019 mendatang.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menuturkan, pembangunan jalan tol layang sepanjang 38,29 kilometer itu dapat menjadi salah satu solusi mengatasi kepadatan lalu lintas di ruas Jakarta - Cikampek. Selain itu, tujuan utamanya memperlancar distribusi untuk mengurangi biaya logistik.
"Setelah penandatanganan ini diharapkan dapat segera dikerjakan agar target penyelesaian selama 24 bulan dapat tercapai, yakni April 2019 untuk Jakarta-Cikampek II," ujar Basuki di kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (5/12).
Namun, Basuki menekankan, perlunya memperhatikan metode kerja dan manajemen pengendalian konstruksi dalam pembangunan proyek ini. Alasannya, pembangunan proyek tersebut berada di antara jalan tol Jakarta-Cikampek eksisting.
Selain itu, proyek ini bersamaan waktu pembangunannya dengan proyek-proyek infrastruktur lain, seperti kereta ringan Light Rail Transit (LRT) Jakarta dan kereta cepat Jakarta-Bandung.
Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk Desy Arryani menjelaskan, pihaknya sebagai kontraktor telah menggunakan jasa project management. Dengan begitu, pelaksanaan konstruksinya tidak bersinggungan dengan tiga proyek infrastruktur lainnya. Selain itu, meminimalkan gangguan lalu Iintas yang terjadi selama masa konstruksi.
Desy menjelaskan, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) jalan tol Jakarta-Cikampek ll adalah konsorsium Jasa Marga bersama PT Ranggi Sugiron Perkasa. Mereka mendirikan PT Jasa Marga Jalan Layang Cikampek, dengan porsi saham Jasa Marga sebesar 80 persen dan Ranggi Sugiron 20 persen. Proyek ini akan dibangun mulai kuartal II tahun depan dan masa konsesi selama 45 tahun.
Yang menarik, tol layang Jakarta-Cikampek II ini merupakan proyek pertama jalan tol yang menggunakan mekanisme penjaminan oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII). Sedangkan total nilai investasinya mencapai Rp 16 triliun.
Namun, Desy mengatakan, kontrak konstruksi proyek ini akan menggunakan skema Contractor Pre Financing (CPF) dimana kontraktor akan mendanai proyek tersebut terlebih dahulu. "Kontraktor masih dalam proses tender."
Sebagai informasi, pembangunan jalan tol layang Jakarta-Cikampek II ini akan membentang dari Cikunir hingga Karawang Barat. Tujuannya agar lalu Iintas jarak jauh yang menuju Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur dapat mengakses koridor Jakarta-Cikampek sehingga waktu tempuh lebih pendek.
Pembangunan jalan tol layang Jakarta-Cikampek II ini terdiri dari 9 seksi yaitu seksi Cikunir -Bekasi Barat sepanjang 2,99 km, seksi Bekasi Barat -Bekasi Timur (3,63 km), seksi Bekasi Timur -Tambun (4,34 km), dan seksi Tambun - Cibitung (3,30 km). Selain itu, seksi Cibitung - Cikarang Utama (4,46 km), Cikarang Utama - Cikarang Barat (2,72 km), Cikarang Barat- Cibatu (3,16 km), Cibatu -Cikarang Timur (2,45 km) dan seksi Cikarang Timur -Karawang Barat (9,79 km).