Dry Dam Sukamahi Mulai Konstruksi, Siap Jadi Pengendali Banjir Jakarta
Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan penyelesaian pembangunan Bendungan Kering (Dry Dam) Sukamahi yang berlokasi di Hulu Sungai Ciliwung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor pada akhir 2021. Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane Ditjen Sumber Daya Air menyebutkan saat ini bendungan tersebut telah masuk tahapan konstruksi pekerjaan pembangunan utama tubuh bendungan.
Direktur Bendungan dan Danau Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Airlangga Mardjono mewakili Direktur Jenderal Sumber Daya Air menyampaikan penyelesaian Dry Dam Sukamahi ini telah ditunggu kehadirannya oleh masyarakat guna mengurangi resiko bencana banjir yang biasa terjadi pada hilir Sungai Ciliwung atau Jakarta.
“Dengan kerjasama yang baik mudah-mudahan pelaksanaan bendungan ini akan dapat berjalan dengan lancar. Saya sampaikan apresiasi kepada pekerja di lapangan yang berusaha menyelesaikan pembangunan bendungan ini. Diharapkan dalam melaksanakan pembangunannya senantiasa mengikuti pedoman-pedoman serta kaidah dalam pembangunan bendungan untuk menjaga kualitas pekerjaan,” jelas Airlangga.
Pembangunan Dry Dam Sukamahi ini merupakan bagian dari master plan dari program pengendalian banjir di DKI Jakarta yang dilakukan secara bertahap sebagai bentuk dukungan pemerintah menanggulangi bencana banjir di DKI Jakarta.
Proyek pembangunan Dry Dam ini dilakukan dengan Kerjasama dari Kementerian PUPR bersama Pemprov Jawa Barat, Kabupaten Bogor, serta dukungan dari masyarakat Bogor. Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Ditjen SDA Kementerian PUPR Bambang Heri Mulyono menyampaikan dengan pengelakan sungai Ciliwung ke saluran pengelak (Bottom Outlet), yang merupakan tanda dimulainya pelaksanaan pekerjaan pada bangunan utama.
“Progres pembebasan lahan sebesar 92,67% dengan lahan yang telah dibebaskan seluas 40,86 Hektare (Ha) sebanyak 594 bidang dari total kebutuhan lahan seluas 46,7 Ha sebanyak 641 bidang. Sedangkan sisanya untuk lahan yang belum bebas akan dituntaskan pada akhir Desember 2020,” ungkapnya.
Kontrak pembangunan bendungan ini sendiri telah ditandatangani pada 21 Desember 2016 lalu antara kontraktor PT Wijaya Karya-Basuki KSO senilai Rp 446 miliar. Sementara itu, Kementerian PUPR melalui BBWS Ciliwung-Cisadane juga sedang melakukan penyelesaian pembangunan Dry Dam Ciawi yang dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya dan PT Sacna, dengan saat ini telah mencapai progres 58,03%.