Hutama Karya Garap Proyek Turyapada Tower, Menara Tertinggi Pertama di Bali
PT Hutama Karya (Persero) atau Hutama Karya mendapatkan kepercayaan sebagai kontraktor yang ditugaskan untuk menggarap pembangunan proyek menara bertaraf internasional yakni Turyapada Tower Project yang berlokasi di Desa Pangayaman, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.
Menurut Gubernur Provinsi Bali I Wayan Koster, Proyek senilai Rp334,27 Miliar akan menjadi tower ikonik pertama di Indonesia dengan daya tarik pariwisata berkelas internasional yang dilengkapi berbagai fasilitas seperti puncak sebagai pemancar siaran tv digital, telekomunikasi seluler, dan internet.
Kemudian, untuk badan tower menjadi wahana edukasi berupa planetarium, skywalk, restoran putar 360 derajat, dan jembatan kaca.
Sementara untuk pedestrian tower dapat berfungsi sebagai penunjang seperti wisata konvensi, laboratorium pendidikan, dan Museum Keunggulan Kebudayaan Bali dalam berkomunikasi serta memanfaatkan teknologi yang diciptakan pada masing-masing era peradaban.
Pembangunan Turyapada Tower akan dikerjakan oleh Hutama Karya setelah melalui seleksi tender yang sangat ketat. Dimana, proyek ini telah ditandatangani pada 13 Juli lalu antara Executive Vice President (EVP) Divisi Gedung, Purnomo dan Yupi Wahyundari selaku perwakilan Pemerintah Provinsi Bali yang bertempat di Kantor Dinas Komunikasi dan Informasi, Bali.
Sebagai tindak lanjut dari kontrak yang telah disepakati dan kesiapan perusahaan dalam memulai pekerjaan, proyek ini telah dilakukan groundbreaking dengan peletakan batu pertama yang berlangsung di area pekerjaan Taman Teknologi Turyapada Tower, pada Sabtu, 23 Juli 2022 lalu.
Dalam groundbreaking tersebut, Proyek ini turut dihadiri oleh Gubernur Bali I Wayan Koster, Ketua DPRD Provinsi Bali, serta Executive Vice President (EVP) Divisi Gedung Hutama Karya Purnomo.
Proyek menara setinggi 115 meter pertama di Bali ini bersifat terpadu dan dirancang ramah lingkungan serta didesain dengan ketahanan gempa tertinggi guna menjamin keamanan pengunjung.
Dengan tingkat kerumitan yang cukup tinggi, Hutama Karya menargetkan proyek ini dapat selesai lebih cepat dari target yakni pada Agustus 2023 mendatang.
Selain menjadi menara tinggi pertama di Bali dengan ketinggian 115 meter, Direktur Operasi II Hutama Karya Ferry Febrianto menyebut Turyapada nantinya juga akan disiapkan sebagai ikon wisata baru bertaraf internasional di Bali layaknya Monumen Nasional (Monas), Menara Tokyo di Jepang, dan Menara Eiffel di Paris.
Oleh karena itu, kualitas bangunan menjadi perhatian penting perusahaan dalam konstruksi proyek ini. Dilihat dari lokasi, ketinggian, dan fasilitas yang dibangun, Turyapada Tower adalah tower ikonik monumental pertama di Indonesia, tidak kalah dengan 5 Tower di Dunia seperti Menara Eiffel, Tokyo Tower, Toronto Tower, Macau Tower, dan Fernsehturm Tower.
Selain kualitas bangunan, estetika dari menara ini juga menjadi perhatian perusahaan agar kelak wisatawan memiliki rasa aman dan nyaman saat berkunjung ke Menara Turyapada.
Menara dengan luas bangunan 13.767,7 meter persegi ini akan dilakukan konstruksi melalui beberapa tahapan pekerjaan secara end to end yang meliputi struktur bangunan, pondasi bore pile, menara pemancar, pekerjaan arsitektur menara, pekerjaan mekanikal, elektrikal dan pemipaan, pekerjaan site dev, konstruksi perkerasan jalan dan parkir, penanaman pohon dan rumput, drainase, hingga hardscape.
Pekerjaan proyek Turyapada Tower akan digarap kurang lebih 450 hari kalender atau sekitar 1 tahun 3 bulan. Hutama Karya berkomitmen untuk dapat merampungkan proyek ini tepat waktu serta dengan kualitas maksimal.
Turyapada Tower digadang-gadang akan menjadi destinasi wisata terpadu baru di Bali dengan membawa konsep bangunan green building yang mencerminkan hubungan alam dan kebudayaan bali serta terbagi atas 6 zona yang diantaranya zona edukasi, zona komunal, zona komersial (UMKM), zona rekreatif, zona pengelola, dan zona perkebunan.