Jokowi Resmikan Bendungan Ciawi dan Sukamahi, Si Penangkal Banjir DKI Jakarta
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan dua bendungan baru untuk mengurangi masalah banjir di wilayah DKI Jakarta pada hari ini tepatnya Jumat, 23 Desember 2022.
Dua bendungan yang diresmikan tersebut adalah Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi yang terletak di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Disebut sebagai bendungan kering pertama di Indonesia, kedua bendungan ini dinilai dapat mendukung pengendalian banjir yang terjadi di wilayah Jakarta.
Untuk mempercepat penanganan banjir, Presiden menekankan pentingnya konsistensi dalam menyelesaikan tiga hal yang diyakini mampu mengatasi persoalan banjir di DKI Jakarta. Tiga hal tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menyelesaikan normalisasi 13 sungai yang ada di Jakarta
2. Menyelesaikan persoalan manajemen pemompaan waduk-waduk yang ada di Jakarta.
3. Menyelesaikan pembangunan tanggul laut atau giant sea wall
Selain tiga hal tersebut, Presiden Jokowi juga meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk segera menyelesaikan proyek sodetan dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (BKT).
Kehadiran Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi diharapkan dapat mereduksi debit air dari Sungai Ciliwung yang awalnya sebesar 464 juta meter kubik menjadi 318 juta meter kubik air yang masuk ke wilayah Jakarta dan sekitarnya dari hulu. Pasalnya, berkurangnya debit Sungai Ciliwung ini dinilai akan membuat 12 kelurahan di Jakarta tidak akan terdampak banjir lagi.
Sebagai informasi, Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi merupakan bendungan kering (dry dam) yang merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir dari hulu hingga hilir untuk mengurangi potensi bencana banjir di kawasan Metropolitan Jakarta.
Selain sebagai bagian dari rencana induk pengendalian banjir Jakarta, pembangunan bendungan ini juga menjadi bagian pengembangan ekowisata kawasan Puncak Bogor dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan mengedepankan perlindungan ekosistem.
Bendungan Ciawi memiliki kapasitas daya tampung sebesar 6,05 juta m3 dengan area genangan seluas 39,40 hektare yang dapat dimanfaatkan untuk mereduksi banjir sebesar 111,75 m3 per detik.
Pembangunan Bendungan Ciawi telah dimulai sejak Desember 2016 silam dengan pengerjaan yang dilakukan secara bertahap. Adapun alokasi anggaran yang dihabiskan dalam pembangunan bendungan tersebut yang mencapai Rp1,3 triliun.
Bendungan ini dibangun oleh PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT Sacna (KSO) sebagai kontraktor pelaksana dengan nilai kontrak pembangunan sebesar Rp798,70 miliar.
Kontrak tersebut diketahui telah ditandatangani oleh pihak SNVT PJSA Ciliwung Cisadane dan Abipraya-Sacna KSO sebagai pihak kontraktor pada 23 November 2016.
Berbeda dengan Bendungan Ciawi, Bendungan Sukamahi memiliki kapasitas daya tampung sebesar 1,68 juta m3 dengan area genangan seluas 5,23 hektare yang dapat dimanfaatkan untuk mereduksi banjir sebesar 15,47 m3 per detik.
Pembangunan bendungan ini sudah direncanakan sejak tahun 1990 silam namun mulai dibangun pada tahun 2017 lalu dengan nilai kontrak sebesar Rp464,93 miliar dan dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) - Basuki KSO sebagai kontraktor pelaksana.
Adapun kontrak pembangunan Bendungan Sukamahi tersebut diketahui telah ditandatangani oleh kontraktor Wijaya-Basuki KSO pada 20 Desember 2016.
Sebagai bendungan kering, pengoperasian Bendungan Ciawi dan Sukamahi akan berbeda dengan bendungan lain yang di mana kedua bendungan ini baru akan digenangi air hanya pada saat musim hujan dan akan kembali mengering pada saat musim kemarau.
Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam peresmian tersebut yakni Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Menteri Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto