Tanjakan Ekstrem Sitinjau Mau Dibangun Flyover Senilai Rp4,8 T
Jalur Sitinjau Lauik di Sumatera Barat yang sempat viral di sosial media ini dikenal sebagai jalur terekstrem di Indonesia dengan tanjakan yang menantang dan tikungan yang tajam.
Seringkali banyak kendaraan yang gagal menanjak ketika mencoba melalui jalur ekstrem ini. Hal ini membuat jalur tersebut menjadi medan yang berat untuk kendaraan yang melintas khususnya kendaraan besar dengan beban yang berat.
Apalagi jalan tersebut merupakan jalan Nasional dengan mobilitas yang tinggi, baik truk maupun kendaraan pribadi.
Melihat kondisi jalan yang membahayakan ini, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut bahwa pihaknya akan membangun jalan layang atau flyover di jalur Sitinjau Lauik, Sumatera Barat.
Jembatan layang ini akan dibangun di Panorama 1 dan Panorama 2 Kawasan Sitinjau Lauik. Dimana pada tahap pertama akan dimulai pada kawasan Panorama 1 dengan perkiraan dana mencapai Rp1,6 triliun.
Mengutip dari instagram pribadinya pada Rabu(21/12/2022), Erick menjelaskan bahwa pembangunan jalan layang atau flyover sepanjang 10,5 Km ini akan dilaksanakan oleh PT Hutama Karya (Persero) melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan nilai investasi sebesar Rp 4,8 triliun.
Erick menargetkan Flyover atau Jalan Layang Sitinjau Lauik dapat beroperasi pada akhir tahun 2025 mendatang. Pembangunan ini dinilai merupakan hal yang penting karena tak hanya menjadi akses utama masyarakat tetapi juga untuk mendukung pengembangan pariwisata di Sumatera Barat yang merupakan tujuan utama.
Pasalnya Menurut Erick, Provinsi Sumatera Barat sudah saatnya dan pantas untuk menjadikan pariwisata sebagai tujuan utama. Pemikiran tentang pengembangan ekonomi sangat pantas dilakukan di Sumatera Barat karena daerah ini memiliki akar sejarah kuat yang memiliki banyak tokoh pejuang kemerdekaan RI berdarah Ranah Minang, salah satunya adalah Wakil Presiden RI Pertama Mohammad Hatta.
Selain mendukung pengembangan pariwisata dan konektivitas di Sumbar, pembangunan jalan ekstrem ini juga bertujuan untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas yang tak jarang terjadi di jalur yang membahayakan ini.