Kereta Cepat Jakarta-Bandung Siap Konstruksi Tahun Depan
Jakarta - Pembebasan lahan untuk proyek kereta cepat alias High Speed Train Jakarta-Bandung telah mendekati 90%. Direktur Operasional PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), Gandira Gutawa mengatakan, dengan perkembangan tersebut maka pekerjaan konstruksi fisik bisa dimulai tahun depan.
"Tahun depan mudah-mudahan kita sudah bisa langsung mengerjakan pelaksanaan pekerjaan sipil," kata dia saat Breakfast with Media di Wika Tower 2, Jakarta, Kamis (22/12/2016).
Pada lahan yang sudah bebas, saat ini tengah dilakukan proses penelitian struktur tanah untuk menentukan jenis dan ukuran pondasi yang sesuai dengan kondisi tanah di masing-masing titik.
"Saat ini sedang pekerjaan penyelidikan tanah. Semua lahan itu ada 2000 titik, jadi saat ini kita sudah kerjakan hampir 300-an titik, sehingga tahun depan mudah-mudahan kita sudah bisa langsung mengerjakan pelaksanaan pekerjaan sipil," sambung dia.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mendapatkan penugasan untuk menggarap proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Proyek ini akan dikerjakan lewat konsorsium yang telah dibentuk bersama dengan PT KAI (Persero), PT Jasa Marga Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara VII.
Dalam pekerjaan ini, Perseroan akan mengerjakan seluruh pekerjaan pembangunan pondasi dan tiang sepanjang 140 km yang mencakup 30% dari seluruh pengerjaan Kereta Cepat Jakarta - Bandung. Sedangkan sisanya akan dikerjakan oleh konsorsium China.
Direktur Operasional Wika, Gandira Gutawa mengatakan, saat ini sedang dilakukan pekerjaan soil investigation atau penyelidikan tanah untuk pembangunan pondasi. Pembebasan lahan kini telah mencapai 82%, dan diharapkan tahun depan sudah bisa dimulai konstruksi.
"Untuk pembebasan lahan, sudah mendekati 90% atau sekitar 82% ke atas," kata dia saat Breakfast with Media di Wika Tower 2, Jakarta, Kamis (22/12/2016).
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mendapatkan penugasan untuk menggarap proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Proyek ini akan dikerjakan lewat konsorsium yang telah dibentuk bersama dengan PT KAI (Persero), PT Jasa Marga Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara VII.
Dalam pekerjaan ini, Perseroan akan mengerjakan seluruh pekerjaan pembangunan pondasi dan tiang sepanjang 140 km yang mencakup 30% dari seluruh pengerjaan Kereta Cepat Jakarta - Bandung. Sedangkan sisanya akan dikerjakan oleh konsorsium China.
Bersamaan dengan persiapan konstruksi dan proses pembebasan lahan, saat ini juga tengah diupayakan finalisasi perjanjian pencairan pinjaman dari pihak China untuk membiayai prose pembangunan proyek ini.
Direktur Keuangan Wika, Steve Kosasih mengatakan, diharapkan sebelum akhir tahun ini dilakukan finalisasi financial closing terkait pembiayaan dari China Bank Development (CBD). PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) diberikan pinjaman lunak jangka panjang, karena proyek ini tidak dibiayai oleh APBN.
Ia mengatakan, PT KCIC mendapatkan fasilitas pendanaan dari CBD dalam kurs US$ dengan bunga tetap 2% selama 40 tahun, ditambah 10 tahun masa tenggang.
"Jadi akhir tahun ini masih akan ada rapat di Beijing sebelum tahun baru ini untuk finalisasi financial close nya," tutur dia. (dna/dna)