Padang - Pekanbaru ditawarkan ke JICA
Jakarta - Pemerintah menawarkan salah satu ruas jalan tol Trans-Sumatra, yakni Padang-Pekanbaru sepanjang 240 kilometer untuk didanai oleh Japan International Cooperation Agency. Kebutuhan nilai investasi proyek tersebut diperkirakan Rp35 triliun.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono mengatakan, pemerintah tengah fokus melakukan pemerataan pembangunan. Oleh karena itu, dalam pertemuannya dengan JICA, pemerintah tak hanya membahas mengenai proyek-proyek kerja sama antara Indonesia dan Jepang yang tengah berjalan, seperti mass rapid transportation dan Pelabuhan Patimban, tetapi juga mengusulkan pendanaan proyek-proyek baru, seperti jalan tol Trans-Sumatra dan irigasi di Sulawesi.
"Sekarang kan konsepnya infrastruktur dari pemerataan. Mereka [JICA] mendukung konsep itu," ujarnya setelah menerima Presiden JICA Shinichi Kitaoka di Kementrian PUPR, Rabu (26/7).
Basoeki menjelaskan, ruas Padang-Pekanbaru dipilih karena tersambung dengan ruas Trans-Sumatra prioritas yaitu Pekanbaru-Kandis-Dumai sepanjang 135 kilometer yang tengah dibangun.
Selanjutnya, Kementrian PUPR tengah mengkaji skema pendanaan untuk ruas tersebut, apakah berbentuk pinjaman langsung kepada PT Jutama Karya yang mendapatkan penguasaan untuk membangun jalan tol Trans-Sumatra atau melalui pinjaman pemerintah.
Menurutnya, hal tersebut akan dibahas pada pertemuan lanjutan yang rencananya digelar pada Oktober nanti.
"Yang penting sekarang progres sudah menggelinding, tinggal sekarang kita tentukan skemanya," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Presiden JICA Shinichi Kitaoka mengatakan, pihaknya telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan sejumlah pejabat pemerintah untuk memastikan berjalannya proyek-proyek kerja sama antar dua negara. Dia juga mendukung konsep pemerintah untuk memeratakan pembangunan.
"Dalam pertemuan ini juga dibahas mengenai tol di Sumatra. Ada beberapa hal yang dibutuhkan, tetapi kami siap bekerja sama. Kami akan mempercepat prosesnya dan saya juga berharap supaya di sisi Indonesia juga ada percepatan," ujarnya.
Dia menjelaskan, pembahasan yang lebih lanjut dibutuhkan terutama menyangkut skema pendanaan dan bentuk kerja sama.
Bisa saja skema pembiayaan yang akan digunakan juga melibatkan lembaga keuangan lainnya. Oleh karena itu, dia belum bisa memastikan jumlah dana potensial yang disediakan JICA untuk proyek ini.
Kitaoka menyatakan, pada dasarnya JICA tertarik untuk membiayai proyek yang memenuhi beberapa kondisi, yaitu kelayakan ekonomi yang baik, mendukung perekonomian, dan dibutuhkan oleh masyarakat.
Direktur Utama PT Hutama Karya I Gusti Ngurah Putera menjelaskan, kebutuhan investasi jalan tol Padang-Pekanbaru mencapai Rp35 triliun karena memiliki jarak yang panjang dengan topografi yang cukup menantang.
Rencananya, jalan tol ini akan mulai dibangun tahun depan selama kurang lebih 5 tahun.
"Mungkin sekitar Rp35 triliun karena ada terowongan, topografinya sangat jelek," ujarnya.
Dia mengatakan berdasarkan Peraturan Presiden No. 100/2014 yang direvisi menjadi Perpres No. 117/2015, pemerintah menunjuk PT. Hutama Karya untuk mengerjakan delapan ruas Trans Sumatra prioritas dan 24 ruas tambahan. Adapun, mengenai pengusahaan tahap ruas tambahan, akan ditetapkan oleh Menteri PUPR berdasarkan evaluasi atas perusahaan Jalan tol.
"Yang jelas interest mereka [JICA] sudah ada. Karena dia yang punya duit, skemanya nanti kita mengikuti mereka," ujarnya.
[Deandra Syartika]