Pengerjaan MRT Fase 1 Sudah 80 Persen, Siap Digunakan Pada Maret 2019
Jakarta – Pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta saat ini sudah memasuki tahap akhir, dimana pengerjaannya sudah sampai 80%. Rinciannya, Pembangunan elevated (laying) 70,16% dan underground (bawah tanah) nya sudah sampai 90,22%. Dan saat ini sedang dalam tahap pembangunan pemasangan rel.
Silvia Halim selaku Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, mengatakan bahwa untuk fase 1 ini membutuhkan rel sekitar 3.585 batang dengan panjang perbatangnya 20-25 meter.
“Secara Keseluruhan terhitung sejak 25 September 2017 baru 3,84% dari total panjangrel 35.365 meter, dengan jumlah rel yang terpasang sepanjang 1.360 meter,” Ujar Silvia
Meskipun pembangunan fisik MRT fase 1 relatif berjalan lancar, namun terdapat beberapa kendala yang terjadi pada saat membuka entrance (pintu masuk) kiri dan kanan stasiun underground, yaitu terdapat banyaknya kabel bawah tanah (Utilitas).
“Saat kami membuat entrance kiridankanan, pas kita buka ada banya kutilitas yang harus diatasi. Caranya bisa cukup dengan digeser saja, tapi kalau memang dampak (risikonya) sangat besar, berarti kita harus relokasi atau pindah jalur, baru kita bisa lakukan konstruksi,” jelasnya.
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan bahwa pembangunan MRT fase satu ini diharapkan rampung sesuai schedule dan mulai beroperasi padaMaret 2019.
“Semua tetep on schedule, Kami optimis konstruksi fisik selesai Juli 2018, uji coba Desember 2018, dan pengoperasian pada Maret 2019,” Pungkas William.
Willian juga mengatakan, meski pembangunan MRT akan selesai pada Maret 2019, untuk stasiun di Haji Nawi kawasan Fatmawati, Jakarta, belum bisa selesai. Namun pihaknya akan berupaya untuk membebaskan lahan agar pekerjaan tidak terhambat.
“Enggak akanselesaistasiunnyaMaret 2019, tapikitadorong agar pembebasanlahandilakukansupayapekerjaantidakterhambat,” Tambah William.
Untuk Fase 2 rute Bundaran HI – Kampung Bandan, William mengaku pihaknya belum dapat memastikan sejauh mana progress dan kendala yang dihadapi di lapangan,
“Kami juga sedang menyiapkan aspek operasional seperti rekruitmen karyawan untuk berbagai posisi seperti masinis, staf stasiun dan depo hingga bench marking keberbagai operator kelas dunia,” Ujarnya
Sebelumnya, William mengatakan bahwa rute dengan panjang 16 kilometer itu ditargetkan dapat menampung 173.400 Penumpang, dan total rute juga akan diselesaikan selama 30 menit serta jarak antar kereta setiap lima menitsekali.
“Untuk pengoperasian akan dilakukan secara otomatis melalui sistem Communication-Based Train Control (CBTC), Teknologi ini baru di Indonesia,” Jelas William.