PUPR Mengklaim Terowongan Nanjung Efektif Atasi Banjir di Bandung Selatan
Bandung – Pembangunan Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung yang menjadi Sistem Pengendalian Banjir Sungai Citarum sebelumnya telah selesai dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan telah dibuka pada akhir tahun 2019 lalu. Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menyampaikan keberadaan Terowongan Nanjung ini telah memberikan manfaat mengurangi genangan air saat puncak musim hujan pada 17 Desember 2019 lalu.
“Tadi kita lihat ternyata Terowongan Nanjung saat pintu air dibuka Sungai Citarum bisa kering. Pada 17 Desember 2019 terjadi puncak hujan di Bandung dan sekitarnya, waktu itu dites oleh BBWS Citarum ditunggu sampai air banjir naik di Dayeuhkolot dan masyarakat bersiap untuk mengungsi seperti biasa. Terowongan ini lalu dibuka pukul 23.15, lima jam kemudian sekitar pukul 5 pagi sudah surut. Jadi terowongan ini memang berfungsi sebagai salah satu pengendali banjir di Bandung Selatan,” kata Menteri Basuki, dalam keterangannya di pu.go.id
Menteri Basuki menyampaikan pada saat musim penghujan seperti sekarang ini, debit banjir Sungai Citarum yang cukup besar tertahan oleh bebatuan besar di Curug Jompong, sehingga menyebabkan banjir yang dikarenanan adanya backwater. Oleh karena itu, hadirnya Terowongan Nanjung ini sebagai solusi yang dapat memperlancar arus aliran air dari Hulu Sungai Citarum.
Pembangunan Terowongan Nanjung ini telah dilakukan sejak November 2017 dan rampung pada Desember 2019 dengan terdiri dari 2 tunnel yang masing-masing memiliki panjang 230 meter serta berdiameter 8 meter. Hadirnya terowongan ini diharapkan dapat mengurangi potensi banjir yang biasa terjadi di Dayeuhkolot, Baleendah, Andir dan wilayah sekitarnya.
Selain untuk mencegah terjadinya banjir, dengan hadirnya terowongan ini juga akan menambah kapasitas Sungai Citarum dari 570 meter kubik per detik menjadi 669 meter kubik per detik nya. Terowongan yang dibangun oleh konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk ini sendiri menghabiskan dana APBN sebesar Rp 316,01 miliar.
Selain Terowongan Nanjung ini, terdapat juga infrastruktur pengendali banjir di Bandung Selatan, yakni Embung Gedebage, Kolam Retensi Cieunteung dan Floodway Cisangkuy.
“Floodway Cisangkuy ini sudetan untuk masuk ke Sungai Citarum di hilir Dayeuhkolot yang langganan banjir. Debit banjir akan kita alirkan ke Floodway Cisangkuy minimal 220 m3/detik sehingga yang lewat Sungai Cisangkuy yang asli hanya 5 m3/detik. Ini akan mengurangi beban Sungai Citarum di Dayeuhkolot. Target saya dengan Gubernur Jawa Barat tahun 2020 ini pembangunan infrastruktur pengendali banjir di Citarum Hulu selesai, sehingga mulai tahun depan bisa fokus ke hilir seperti Karawang, Muara Gembong dan Cibeet,” jelas Menteri Basuki.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan pihaknya akan terus bekerja sama dengan Kementerian PUPR untuk menangani isu banjir yang kerap terjadi dibeberapa lokasi di Jawa Barat, khususnya di wilayah Bandung Barat.
“Cekungan Bandung tidak ada berita negatif karena air yang biasa kumpul di titik-titik tersebut bisa dialirkan dengan cepat melalui Terowongan Nanjung. Kami berkomitmen untuk melakukan percepatan pengendalian banjir sehingga potensi banjir bisa lebih dikendalikan,”Kata Ridwan Kamil