Infrastruktur untuk Indonesia yang Lebih Maju
Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno menjabarkan pertumbuhan yang sudah dicapai Indonesia selama kepemimpinan Presiden Joko Widodo, di depan investor asing dari berbagai negara saat berada di Zurich, Switzerland.
Menteri Rini menjelaskan kondisi perekonomian Indonesia yang terus membaik terlihat dari penilaian beberapa lembaga rating internasional yaitu Moody’s, S&P Global dan Fitch Rating. Ketiga lembaga rating internasional itu menempatkan Indonesia sebagai negara tujuan investasi. Selain itu, neraca perdagangan juga kian positif, hal ini dilihat dari inflasi yang selalu terkontrol dalam tiga tahun terakhir.
“Indonesia telah berkembang pesat. Hal ini ditunjukkan lewat indeks daya saing global, dimana menurut WEF pada tahun 2017-2018 Indonesia menduduki posisi 36 dari 137 negara,” ujar Menteri Rini.
Perkembangan itu tak bisa dilepaskan dari pembangunan infrastruktur yang terus digencarkan oleh Pemerintah. Infrastruktur yang telah terbangun hingga saat ini meliputi jalan tol dan non-tol, pembangkit listrik serta infrastruktur digital yang saat ini tengah dikembangkan guna membangun sarana telekomunikasi.
Hingga tahun 2018, sudah sepanjang 2.650 Km jalan non-tol dan sepanjang 1.800 Km jalan tol baru terbangun.
“Di akhir 2014, jalan tol Indonesia keseluruhan hanya 780 Km. Saat ini, kami membangun 1.800 Km jalan tol hingga 2019, yang mana dua kali lipat dari pencapaian pemerintahan 69 tahun terakhir,” tambah Menteri Rini.
Untuk infrastruktur bidang digital, pemerintah mengembangkan jaringan serat optik dari 112.494 Km di tahun 2014 menjadi 158.850 Km di tahun 2018, juga 152 ribu BTS guna mendorong pembangunan di sektor telekomunikasi. Dari hal yang telah dijabarkan, Beliau meyakini kedepannya perkembangan Indonesia akan semakin membaik seiring pembangunan infrastruktur yang masih berjalan hingga saat ini.