Kementerian PUPR Siapkan Pembangunan Jembatan Batam-Bintan
Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memulai persiapan pembangunan Jembatan Batam-Bintan (Babin) yang berada di Kepulauan Riau. PUPR akan melakukan feasibility study (FS) dan detail engineering design (DED) yang diperkirakan akan memakan biaya sebesar Rp 4,3 triliun.
Kementerian PUPR langsung menyiapkan skema yang tepat untuk pembangunan jembatan ini setelah Presiden Joko Widodo secara langsung memerintah untuk memulai pembangunan Jembatan Babin tersebut.
“Bapak Presiden Joko Widodo memutuskan jembatan ini untuk dibangun sehingga ini harus kita persiapkan dengan baik. Gambar design awal sudah ada, tetapi juga harus dilakukan penelitian seksama melalui penyiapan FS dan DED. Apalagi jembatan ini melalui laut, harus dilakukan penelitian bathymetri dan geologi teknik yang detail,” jelas Menteri Basuki.
Skema yang dipilih untuk Jembatan Bintan ini menggunakan Skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang melibatkan pemerintah dan juga swasta dalam proses pendanaannya.
“Kalau dibiayai swasta seluruhnya, jembatan ini nantinya akan menjadi tol dan tarifnya akan mahal sekali. Oleh karena itu, Pemerintah akan terlibat agar tarif nantinya akan lebih terjangkau. Semua akan kita hitung dalam FS-nya. Berapa tarifnya dan berapa pendanaan pemerintah yang akan dibutuhkan,” kata Menteri Basuki
Meskipun begitu, pihak Kementerian PUPR masih mengkaji untuk tahapan terbaik dalam skema KPBU yang akan dijalankan ini sehingga dapat menguntungkan semua pihak dalam proyek Jembatan Bintan ini.
Sebelumnya, Gubernur Kepulauan Riau, Nurdin Basirun menyampaikan bahwa ia telah menerima persetujuan Presiden Joko Widodo untuk membangun jembatan sepanjang 7 km ini. Nurdin pun menyatakan bahwa sudah ada investor asing yang ingin membangun jembatan ini.
“Sudah ada investor dari China, yang membangun Jembatan Suramadu, untuk membangun Jembatan Batam-Bintan ini. Panjang 7 km dengan nilai investasi Rp 4 triliun,” kata Nurdin (2/3/2018).
Pembangunan jembatan ini akan dilakukan dalam tiga trase, yaitu trase pertama dengan panjang 2.124 meter akan menghubungkan Pulau Batam dan Pulau Tanjung Sauh, kemudian trase kedua dengan panjang 4.056 meter akan menghubungkan Pulau Tanjung Sauh ke Pulau Buau, serta trase yang terakhir dengan panjang 855 meter akan menghubungkan Pulau Buau ke Pulau Bintan.