LRT Palembang Siap Beroperasi
Palembang – Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menjamin pengerjaan Light Rail Transit (LRT) di Palembang akan rampung lebih cepat di akhir bulan Februari 2018 ini dan rencananya akan dilakukan ujicoba secara massal pada bulan Maret 2018 nanti. Namun hal ini masih mengunggu kepastian dari PT Kereta Api Indonesia sebagai penyedia armada kereta LRT.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Zulfikri mengatakan bahwa penyelesaian proyek LRT Palembang ini sudah memasuki tahapan final. Ia juga menyampaikan bahwa LRT Zona 5, Jakabaring siap untuk dilakukan ujicoba.
“Zona 5, Jakabaring siap. Uji coba itu antara akhir Maret atau awal April, karena kereta baru datang saat itu,” jelas Zulfikri.
Selain dari progres pembangunan, Zulfikri beserta tim di Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan masih melakukan kajian pertimbangan untuk tarif perintis LRT Palembang yang merupakan moda transportasi massal pertama yang beroperasi di Indonesia saat ini.
“Kalau perintis itu semua akan kita biayai sejak mulai beroperasi selama setahun. Tarif itu juga nanti pemerintah akan menentukan, karena kalau untuk perintis seluruhnya memang dibiayai oleh APBN (Sekitar Rp 129 miliar),” jelas Zulfikri.
Terkait besaran tarif tersebut, Zulfikri masih belum dapat memastikan berapa besarannya dikarenakan masih dalam tahap kajian. Namun kemungkinan tarifnya akan berkisar diantara Rp 5.000,- sesuai daya beli masyarakat.
“Untuk tarif belum kita putuskan, tapi hasil kaji-kaji berkisar Rp 5.000,- tapi saat mulai beroperasi pada Juni nanti kita sudah mulai kasih subsidi perintis sampai Desember. Untuk selanjutnya seperti apa masih akan kita bahas bersama, karena penetuan tarif sendiri nantinya akan menyesuaikan pada daya jangkau masyarakat,” tambah Zulfikri.
Saat ini progres pengerjaan dari LRT Palembang sudah memasuki 86,32%, dengan catatan semua jalur sudah terhubung. Pembangunan stasiun dan juga perbaikan jalan raya sebagai dampak dari pembangunan LRT ini juga menjadi pekerjaan lanjutan.
“Ada 13 stasiun dan harus parallel dikerjakan. Stasiun itu tipikalnya sama. Kedua, perbaikan jalan raya itu tanggung jawab kami, sekarang sedang dikerjakan, kami menggunakan standar Bina Marga,” kata Suranto selaku Komite Pembangunan Prasarana LRT Sumatera Selatan.
Adapun 13 stasiun tersebut, antara lain Stasiun Sultan Mahmud Badaruddin II, Stasiun Asrama Haji, Stasiun Telkom, Stasiun RSUD, Stasiun Polda, Stasiun Demang Lebar Daun, Stasiun Palembang Icon, Stasiun Besar/Kominfo, Stasiun Pasar Cinde, Stasiun Jembatan Ampera, Stasiun Polresta, Stasiun Stadion Jakabaring, serta Stasiun OPI.
Terkait Investasi pada proyek ini, Suranto mengaku terdapat penambahan investasi dari investasi awal sebesar Rp 10,9 triliun. Tetapi jumlahnya dipastikan tidak sampai 10%. Penambahan investasi karena pekerjaan baru yang sebelumnya tidak masuk dalam kontrak, namun kini masuk dalam kontrak kerja, seperti pembangunan Depo.
“Pembangunan apapun pasti ada penambahan biaya, tapi kami berupaya seefisien mungkin,” tambah Suranto.
Ia juga menjelaskan bahwa LRT Sumatera Selatan ini menggunakan teknologi yang lebih canggih dari sistem perkeretaapian di kota lainnya, termasuk Standar Pelayanan Minimum (SPM) dengan fasilitas yang lengkap.