Pelebaran Tol Tangerang-Merak, Astratel Siapkan Rp7,8 Triliun
TANGERANG—Eskspansi PT Astratel Nusantara dalam infrastruktur jalan tol terus berlanjut. Setelah mengakuisisi tol Cikopo-Palimanan, Astratel melalui anak usahanya, PT Marga Mandala Sakti siap menambah investasi senilai Rp7,8 triliun untuk penambahan lajur keempat ruas tol Tangerang-Merak sepanjang 60 kilometer.
Presiden Direktur PT Marga Mandala Sakti (MMS) Wiwiek D. Santoso menyatakan, penambahan lajur yang memanjang sejak Bitung hingga Cilegon Timur akan dilakukan secara bertahap dalam tiga tahun. Adapun pada tahun ini pihaknya mendahulukan penambahan lajur sejak Bitung hingga Cikupa sepanjang 5 kilometer.
“Saat ini sedang lelang kontraktor. Harusnya awal bulan depan sudah mulai pembangunan,” ujarnya usai media gathering, Kamis (18/01).
Menurutnya, jalan tol Tangerang-Merak perlu dilebarkan karena lajurnya telah menyentuh titik jenuh. Karena itu sejak tahun lalu MMS mengajukan permohonan izin pelebaran jalan tol kepada Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Izin tersebut akhirnya diperoleh perseroan pada Agustus lalu. Lalu ditindaklanjuti dengan amandemen Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) pada 5 Januari lalu.
Amandemen PPJT dilakukan karena pelebaran jalur tersebut menelan tambahan investasi yang belum termasuk dalam perjanjian. Penambahan investasi ini akan berdampak pada masa konsesi maupun tarif tol Tangerang-Merak.
Dia menambahkan, saat ini lahan untuk pelebaran jalan segmen Bitung—Cikupa telah tersedia. Sementara pembebasan lahan untuk segmen selanjutnya masih menunggu penetapan lokasi dari pemerintah daerah.
“Kita akan membuat interchange baru di Balaraja Timur, makanya di situ yang butuh gede pembebasan lahannya,”ujarnya.
Direktur Operasi PT Marga Mandalasakti, Sunarto Sastrowiyoto mengatakan volume lalu lintas di jalan tol Tangerang—Merak, khususnya segmen Bitung—Cikupa telah mencapai 80% dari kapasitas jalan.
“Antara Bitung dan Cikupa memang padat karena di lokasi jalan arterinya macet karena banyak pabrik,” ujarnya.
Selain melakukan pelebaran jaran, MMS juga meningkatkan pelayanan. Salah satunya, dengan menambah unit gardu manual dari 70 unit menjadi 78 unit, dan Gardu Transaksi Otomatis (GTO) dari 7 unit menjadi 17 unit di sepanjang 2016.
Perseroan juga menambah kamera pantau dan Variable Message Sign (VMS) untuk memberikan info lalu lintas terkini kepada pengguna jalan.
Seperti diketahui, Astratel Nusantara mengalokasikan belanja modal Rp4,2 triliun tahun ini.
Wiwiek yang sekaligus menjabat sebagai Direktur Astratel Nusantara menjabarkan, sebanyak Rp2,5 triliun di antaranya telah digunakan untuk mengambil alih 22,3% saham tol Cipali secara bertahap.
Adapun sisanya akan digunakan untuk menyelesaikan konstruksi ruas Jombang—Mojokerto, memulai pembangunan tol Serpong-Balaraja, dan pelebaran lajur Tangerang-Merak.
Sejauh ini Astratel Nusantara memiliki tiga lini bisnis di bidang infrastruktur, terdiri dari jalan tol, pelabuhan dan pusat logistik berikat, serta pengolahan distribusi air bersih.
Di bidang jalan tol, Astratel memiliki enam anak usaha dengan total konsesi sepanjang 342,6 kilometer, dan ditargetkan bertambah menjadi 500 kilometer pada 2020.
Sementara di bidang pelabuhan dan pusat logistik berikat, Astratel memiliki 100% saham PT Pelabuhan Penajam Banua Taka (Eastakal) di Penajam. Di bidang pengolahan dan distribusi air bersih, Astratel menguasai 49% saham PT PAM Lyonnaise Jaya, operator yang menyediakan air bersih untuk wilayah Jakarta Barat.