Pembangunan Underpass Ngurah Rai Dipercepat
Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeldjono mengungkapkan, progres pembangunan underpass Simpang Tugu Ngurah Rai sudah mencapai 40%. Proyek yang menghabiskan Rp 168,3 miliar Rupiah ini ditargetkan selesai lebih cepat, yakni Agustus 2018.
Percepatan pembangunan proyek underpass Ngurah Rai dilakukan bertepatan dengan pertemuan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia yang akan dilaksanakan pada pertengahan Oktober 2018. Diperkirakan 15 ribu peserta pertemuan akan hadir, untuk itu diperlukan mobilitas yang lancar untuk menuju ke lokasi.
“Underpass ini dibangun bertujuan mengurangi kemacetan di Kota Denpasar serta mendukung pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia (IMF-WB) tahun 2018,” jelas Menteri Basoeki.
Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai merupakan simbol kemacetan, sebab merupakan pertemuan lalu lintas dari empat arah yakni Bandara Ngurah Rai, Tol Bali Mandara dan Kota Denpasar menuju kawasan wisata Nusa Dua. Underpass dengan panjang 712 meter, lebar 17 meter dan tinggi 5,2 meter ini diyakinkan mampu mengurangi kemacetan hingga 50%.
Pekerjaan akan diberlakukan 24 jam dengan pembagian 3 shift, disertai dengan rekayasa lalu lintas. Misal, untuk menuju kawasan Nusa Dua, Uluwatu dan Jimbaran dapat melewati Tol Bali Mandara dan yang menuju Bandara Ngurah Rai dapat melewati Jalan Raya Kuta (Tuban).
PUPR menghimbau kepada kontraktor terkait untuk menambah alat berat dan tetap memperhatikan prosedur K3L dalam upaya percepatan tersebut.
“Salah satu tantangan dalam pembangunan underpass tersebut adalah lokasinya yang berdekatan dengan bandara, sehingga tidak dapat menggunakan peralatan konstruksi yang terlalu tinggi, karena dikhawatirkan mengganggu pesawat yang hendak terbang dan mendarat,” ujar Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan nasional VIII, Ketut Darmawahana.