Siap Masuk Tahap Konstruksi, Begini Kondisi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Jakarta – Pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) saat ini telah memasuki tahapan akhir untuk pengadaan lahan konstruksi. Sampai saat ini pengadaan lahan untuk mega proyek ini sudah mencapai 98,95% atau sudah setara dengan8.279 bidang lahan dengan total luas lebih dari 6,2 juta meter persegi. Sebelumnya telah diserahkan juga sejumlah 356 bidang tanah di daerah Cipinang Melayu, Jakarta Timur yang diserahkan langsung oleh Kepala Pertanahan Jakarta Timur kepada PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia.
Direktur Jenderal Pengadaan Tanah Kementerian ATR/BPN, Arie Yuriwin menyampaikan keyakinan nya dalam menyelesaikan proses pengadaan lahan untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini akan rampung pada akhir tahun 2019. Sehingga proses konstruksi fisik dapat segera dimulai.
“Ini penyerahan ke-5 dari yang sebelumnya Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta. Diharapkan sebelum akhir 2019 ini sudah dituntaskan semua. Masih ada empat kabupaten lagi yang belum menyerahkan hasil dan kami upayakan sebelum Desember 2019 sudah selesai semua,” Ujar Arie
PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang bertanggung jawab dalam urusan pengadaan lahan, selanjutnya akan mengajukan sertifikasi dari lahan tersebut agar proses pembangunan infrastruktur proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Sementara itu, PT Kereta Cepat Indonesia China telah menghadirkan bor raksasa atau Tunnel Boring Machine (TBM) asal China yang akan membantu pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini khususnya di wilayah bawah tanah Tol Jakarta-Cikampek. Bor raksasa ini nantinya akan dioperasikan di daerah Halim untuk pengerjaan konstruksi terowongan sepanjang 1,88 km yang menjadi bagian dari 22 titik penting pengerjaan konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Pengerjannya menggunakan metode shield tunneling dikarenakan titik kritis ini berlokasi di KM 3+600. Lokasi tersebut melewati Tol Cikampek dan overpass jalan arteri Jatiwaringin yang notabene merupakan titik terpadat mobilisasi warga Jakarta ke daerah Bekasi dan Bandung.
Mesin dengan bobot sebesar 3.649 ton ini akan melakukan pengeboran selama 24 jam tanpa henti dengan cangkupan bor mencapai 8-10 meter per harinya. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China, Chandra Dwiputra.
"TBM akan bekerja secara signifikan dengan pengeboran selama 24 jam tanpa henti. Optimalisasi pengeboran pada titik ini rata-rata sebesar 8 - 10 meter per hari sehingga diharapkan dapat mempercepat pekerjaan di titik ini,"kata Chandra
Metode pengeboran bawah tanah ini dilakukan tanpa mengganggu aktifitas yang ada diatasnya, selain itu TBM ini juga telah ditetapkan titik penggunaan nya agar sesuai dengan aturan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) Bandara Halim Perdanakusuma.