Tiga BUMN Kerjasama Bangun PLTG di Bandara Soekarno Hatta
Tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hari ini menandatangani perjanjian kerja sama (MoU) untuk pembangunan pembangkit listrik di Bandara Soekarno-Hatta. Mereka adalah PT Angkasa Pura II, PT Perusahaan Gas Negara (Persero), dan PT Wijaya Karya Tbk.
Penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut dilakukan oleh Presiden Direktur AP II, Budi Karya Sumandi, Direktur Utama PGN, Hendi Prio Santoso, dan Direktur Utama WIKA, Bintang Perbowo, di kantor Kementerian BUMN di Jakarta.
Penandatangan kegiatan yang merupakan bagian dari program sinergi BUMN tersebut juga disaksikan oleh Deputi Menteri BUMN Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan, Pontas Tambunan.
Budi menjelaskan, sinergi yang melibatkan tiga BUMN ini merupakan solusi yang tepat untuk mewujudkan pembangunan pembangkit listrik yang sangat dibutuhkan oleh Bandara Soetta.
“Sinergi ini untuk memenuhi kebutuhan listrik di Bandara Soetta yang terus meningkat. Kami laporkan, bahwa ide untuk pembangunan pembangkit listrik ini sudah lama sekali, sekarang rencananya 60 MW (mega watt), nanti bisa ditambah hingga 100 MW. Ini penting, karena jika ada listrik padam, kadang terjadi delay," kata Budi, di acara sinergi BUMN dalam rangka perjanjian kerja sama pengembangan bisnis pembangkit listrik untuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta, di Kantor Kementerian BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu, 11 Mei 2016.
Budi mengungkapkan, proyek ini nantinya merupakan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) pertama yang beroperasi di bandara Indonesia.
Dia menjelaskan, operasionalisasi PLTG merupakan bagian dari program Angkasa Pura II untuk memperkuat posisi Bandara Soetta sebagai pintu gerbang utama Indonesia.
"Tapi, kami tetap bersama PLN, kalau kebutuhan 150 MW, kami akan memproduksi 50 MW di awal, nanti ditambah," kata dia.
Dia mengatakan, sesuai perjanjian kerja sama, ketiga BUMN akan mengembangkan sumber daya yang dimiliki untuk mengembangkan bisnis PLTG di Bandara Soetta.
PGN sebagai BUMN gas akan memasok kebutuhan gas bumi bagi pembangkit listrik tersebut. Sementara Wijaya Karya, sebagai BUMN konstruksi akan melakukan proses pengadaan jasa konsultan penyusunan feasibilty study dan mengkoordinasikan dengan pihak lainnya.
Angkasa Pura II yang merupakan pengelola Bandara Soetta akan menjadi pengguna utama dari produksi listrik yang dihasilkan oleh PLTG tersebut.
Direktur Utama PGN, Hendi Prio Santoso, mengatakan pembangunan pembangkit listrik di Bandara Soetta merupakan terobosan untuk mendorong pemanfaatan gas bumi di Indonesia.
Sebagai BUMN gas, PGN terus berusaha dan mengambil inisiatif untuk memperluas penggunaan gas bumi di berbagai sektor ekonomi di Indonesia.
“Kami gembira dapat ikut berpartisipasi dalam program pembangunan pembangkit listrik tenaga gas ini. Sebagai energi yang sumbernya masih sangat besar di Indonesia, gas bumi dapat menjadi bagian dari solusi untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, termasuk di Bandara Soetta,” kata Hendi.
Sementara itu, Direktur Utama Wijaya Karya, Bintang Perbowo, mengatakan melalui sinergi yang melibatkan tiga BUMN proyek pembangunan pembangkit listrik Bandara Soetta dapat berjalan maksimal.
Dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki, proyek ini diharapkan dapat diwujudkan tepat waktu dan bisa memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.
“Wijaya Karya akan memberikan dukungan penuh bagi terwujudnya proyek PLTG di Bandara Soetta. Sinergi bersama antara Wijaya Karya, PGN, dan Angkasa Pura II akan semakin memperkuat peran strategis BUMN dalam pembangunan,” tambahnya.
Untuk merealisasikan kerja sama, ketiga BUMN membentuk juga tim kerja untuk mempercepat realisasi dari kerja sama dimaksud.
(ren)